Jakarta, tvOnenews.com - Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan bercerita ketika masa kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta langsung ditimpa sejumlah musibah.
Salah satu musibah besar yang harus dia tangani adalah banjir bandang di DKI Jakarta.
"Perubahan iklim ini memiliki dampak yang luar biasa. Bahkan, selama pengalaman kami bertugas di Jakarta terdapat dua krisis besar yang saya merasa beruntung ditakdirkan berada di dalam posisi menghadapi itu," ujar dia di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat dikutip pada Jumat (24/11/2023).
"Pertama adalah krisis banjir ekstrem tahun 2020 bulan Januari, kapasitas sistem drainase di Jakarta ini 50 milimeter hujan per hari dan di Jakarta kala itu turun hujan 378 milimeter. Jadi hampir 8 kali lipat dari sistem drainase kita," sambung dia.
Capres nomor urut 1 ini pun menuturkan bahwa peristiwa banjir pada 1 Januari 2020 adalah peristiwa curah hujan paling kolaps.
"Ini tertinggi dalam perhitungan curah hujan sejak pertama kali dihitung tahun 1857. 1857 Itu pertama kali dihitung di Jakarta," jelasnya.
Selanjutnya, hanya berselang beberapa bulan DKI Jakarta kembali dilanda musibah pandemi Covid-19 dimana seluruh orang panik dan angka penularan semakin meningkat.
Akan tetapi, menurut Anies, fenomena pandemi Covid-19 ini adalah sesuatu yang menarik. Ini membuat orang-orang mempercayai teknologi dan ilmu pengetahuan.
"Karena krisis Covid-19 itu menyadarkan begitu banyak orang siapa policy maker yang percaya kepada science dan siapa yang tidak menggunakan science dalam menghadapi krisisnya. Ini seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia," tuturnya. (agr/nsi)
Load more