Jakarta, tvOnenews.com - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo menyinggung moralitas Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang.
Gatot menyebut sikap Jokowi yang tak sesuai dengan pernyataannya soal anaknya, Gibran Rakabuming Raka.
Di mana sebelumnya Jokowi mengatakan Gibran belum cukup umur dan baru dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo, yang akhirnya maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Senada dengan pernyataan Jokowi, tutur Gatot, Gibran sempat menyebut bahwa dirinya belum cukup umur.
Hal ini merespons atas nama Gibran muncul sebagai salah satu kandidat cawapres harapan rakyat dalam acara Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) XVII di Semarang, Jawa Tengah, 4 Februari 2023 lalu.
"Kita lihat saat ini bagaimana moralitas seorang Presiden (Jokowi) pernah bicara bahwa tidak mungkin anak saya (Gibran) akan maju karena baru dua tahun jadi wali kota, umurnya belum sampai. Kemudian Gibran pun menyatakan hal yang sama," ujar Gatot.
Lanjut dia, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyatakan bahwa pamannya Gibran, eks Ketua MK Anwar Usman telah melakukan pelanggaran etik terkait putusan MK Nomor 90/PUU-XII/2023 tentang batas usia calon presiden (capres) dan cawapres yang diajukan oleh Almas Tsaqibbirru.
Atas perbuatannya, MKMK memutuskan untuk memberhentikan Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua MK.
"Tetapi Sang Paman [Gibran], [Eks] Ketua MK, secara jelas MKMK sudah menyatakan melanggar etika dan lain sebagainya. Toh, [Gibran] tetap maju," ungkap Gatot.
Lebih lanjut dia, di media sosial (medsos) seperti TikTok ada rumor yang dapat mendegradasi moral terhadap pemimpin bangsa Indonesia. Oleh karena itu, posisi KAMI tak memihak kepada salah satu pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024.
"Ini sangat berbahaya," ucap Gatot.
"Oleh karena itulah, maka KAMI di sini tetap pada posisi, sehingga tidak memihak kepada salah satu paslon maupun lainnya lagi dan akan berjuang tidak pernah goyah apapun juga. Sudah dibuktikan bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia apapun yang akan dihadapi, KAMI tetap tegar," sambung dia.
Buktinya, kata Gatot, para aktivis KAMI yaitu Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana pernah menjadi tersangka.
"Di daerah masih banyak yang tersangka, masih banyak. Dihadapi dengan senyum," tutur dia.
"Karena memang keyakinan terhadap perjuangan yang harus dilakukan apapun yang akan dihadapi demi menyelamatkan anak dan cucu kita semuanya," tandas Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu. (fnm/muu)
Load more