Jakarta, tvOnenews.com - Capres PDIP Ganjar Pranowo menanggapi soal julukan gemoy terhadap Prabowo Subianto selaku capres nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Capres nomor urut tiga itu hanya memberikan komentar singkat. Dia mengatakan setiap pasangan capres-cawapres memiliki strateginya masing-masing.
Untuk itu, tidak masalah bagi dirinya bila Prabowo memakai narasi gemoy untuk kampanye Pilpres 2024.
“Itu strateginya beliau. Strategi kan semua boleh membuat strategi,” kata Ganjar usai bertemu Wakil Presiden ke-11 RI Boediono di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023).
Saat ditanya strategi kampanye yang akan dia pakai bersama cawapresnya Mahfud MD, Ganjar menjawab dengan gerakan tubuh sebagai sebuah kelakar. Dia menirukan gaya kucing saat unjuk kakinya.
“Kayak gini,” ucap Ganjar sambil menirukan kucing.
Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Cheryl Anelia Tanzil memberikan penjelasan soal narasi gemoy yang dipakai Prabowo.
Cheryl mengatakan gemoy artinya menggemaskan. Julukan ini merupakan julukan sayang dari para pendukung Prabowo.
Dia membantah kalau julukan gemoy itu merupakan strategi kampanye yang diciptakan oleh tim sukses.
“Bagi generasi muda, Pak Prabowo muncul di ruang publik sebagai dirinya sendiri. Tampil beda dan apa adanya, yang mungkin tidak semua orang mengetahui sisi menggemaskannya itu," ujar Cheryl dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/11/2023).
Cheryl menilai istilah gemoy dan santuy populer di kalangan Generasi Z (anak kelahiran 1997–2012) karena mereka bosan dengan sosok pemimpin yang berpura-pura.
Dari julukan gemoy itu, Cheryl berpendapat para anak muda melihat Prabowo sebagai sosok yang tampil apa adanya dan tidak berpura-pura.
"Pak Prabowo ini sejak dulu suka humor dan suka berjoget dan memang menjadi bagian dari persona beliau. Namun, karena memang bukan sosok yang eksis di media sosial, bukan konten kreator, baru sekarang sisi ini dilihat oleh publik secara luas. Ini disambut baik oleh para pemilih,” katanya. (saa/muu)
Load more