Jakarta, tvOnenews.com - Cawapres nomor urut 2 Mahfud MD mengimbau agar pemilih pada Pilpres 2024 memilih calon pemimpin sesuai pilihan hatinya masing-masing, bukan karena bayaran.
Dia menyebut orang yang memilih calon pemimpin tertentu karena dibayar diibaratkan seperti binatang ternak jika menurut Al Quran.
Hal tersebut dia sampaikan dalam pidatonya saat menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Majelis Ulama Indonesia 2023.
“Saya sering mengibaratkan orang yang memilih karena dibayar, karena dirayu, karena diiming-iming, karena dijamin-jamin itu, itu menurut saya dalam kategori maaf maaf, [menurut] Al Qur’an itu seperti binatang ternak, enggak punya pendirian,” kata Mahfud di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Jumat (1/12/2023).
Menko Polhukam itu mengatakan orang yang termasuk golongan tersebut bisa masuk neraka karena menanggung dosa dua kali. Dosa pertama karena menerima suap dan dosa kedua karena memilih pemimpin tidak sesuai hati nurani.
“Masuk neraka itu orang, jin dan manusia di mana dia punya hati tapi enggak digunakan nuraninya. Milih karena dibayar, milih karena takut, apa itu? Itu dosanya dua kali, dibayar untuk memilih itu sudah bisa dianggap suap, milih tidak sesuai hati nurani itu sudah dosa, dua dosanya,” tegas Mahfud.
“Kalau dikasih uang lalu milih berdasarkan nuraninya, milih orangnya mungkin dosa, milih berdasarkan nuraninya dapat pahala. Jadi draw, dapat pahala dapat dosa, kan gitu pahalanya,” tambahnya.
Dia menyampaikan hal tersebut karena menurutnya banyak pondok pesantren, lembaga swadaya masyarakat, maupun universitas didatangi sekelompok capres-cawapres tertentu untuk meminta mendukungnya.
“Dikasih ini itu lalu mendukunglah. Menurut saya, ada yang juga, ditelepon Kodim, ditelepon Polres, dipanggil ke kantor polisi, ditakut-takuti. Saya katakan, kalau sekarang dibegitukan, diam. Kalau disuruh, tahan, ‘ya pak pilih, ya pak milih’, tapi nanti pada saat pencoblosan itu kembali ke hati nurani, pilih sendiri,” tegas Mahfud.
Cawapres usungan PDIP itu meminta masyarakat tidak takut bila dipaksa harus memilih paslon tertentu. Dia meminta masyarakat harus memilih pemimpin yang baik bagi bangsa.
“Jadi saya kalau kampanye begitu saja, pokoknya kembali ke hati nurani, ini calon yang diberikan oleh proses, silakan istikhoroh, yang mana yang bagus, pilihlah,” tandas Mahfud. (saa/ebs)
Load more