Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memprediksi tanggap darurat dapat terjadi antara lima hingga enam bulan mendatang. Hal tersebut disebut Khofifah akibat tebalnya abu vulkanik yang menutupi wilayah yang terdampak.
"Ada opsi tanggap darurat bisa lebih lama, karena rumah warga tertimbun abu vulkanik empat hingga lima meter, bisa makan waktu lima hingga enam bulan k depan," ujar Khofifah dalam program tvOne, Apa Kabar Indonesia Malam, Minggu (5/12/20210.
Orang nomor satu di Jawa Timur itu berharap, ke depannya, pemberitahuan mengenai peningkatan kondisi gunung api dan imbauan evakuasi warga tidak diberikan dalam waktu dekat.
"Untuk berikutnya diharapkan warning diberikan tidak dalam waktu pendek," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh Khofifah dari masyarakat di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, informasi yang didapat warga sekitar satu jam sebelum erupsi Gunung Semeru.
"Kalo masyarakat di Kampung Renteng, saat saya tanya apakah dapat info sebelumnya, mereka bilang iya kira-kira satu jam, dalam satu jam itu mereka tidak sangka," ujar Khofifah.
Khofifah juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait, jika memang nantinya diperlukan relokasi terhadap hunian penduduk yang saat ini terdampak.
"Kami akan berkoordinasi dengan perhutani jika memang harus direlokasi hunian penduduk yang ada terdampak," katanya.
Sementara berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tercatat ada 2.970 rumah dan 13 fasilitas yang terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.
"Hingga hari ini pukul 17.00 WIB untuk kerusakan rumah tercatat sebanyak 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Minggu malam.(put)
Load more