Jakarta, tvOnenews.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menghadiri Halaqoh Kebangsaan di Mahad Annida Al Islamy Bekasi, Jalan KH. Mas Mansyur Nomor 91, Bekasi Jaya, Jawa Barat, Senin (4/12/2023) malam.
Ribuan santri menyambut kedatangan Mahfud yang didampingi oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT).
"Pak Mahfud love you, Pak Mahfud menang Pak," teriak warga.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud menjelaskan soal kebangsaan dan kenegaraan.
Menurut Mahfud, di Islam ada banyak ajaran tentang negara seperti disebut al khilafah, al mulk, al bilad, sulton, dll.
Mahfud mengatakan, bernegara, adalah fitrah. Menurut Imam Al-Ghazali beragama dan bernegara seperti dua saudara kembar. Keduanya harus berjalan bersama. Tidak akan berjalan dengan baik, kalau tidak dibimbing oleh salah satunya masing-masing.
"Beragama itu asas dasar berjuang, dan bernegara untuk mengawalnya," terangnya.
Mahfud mengimbau, berpolitik itu tugas mulia untuk memelihara nilai luhur kehidupan beragama.
"Politik memang sering diartikan kotor. Tapi, yang kotor adalah pemainnya," kata Mahfud.
Dia menilai karenanya jika umat Islam tidak mengawal politik dan demokrasi dengan baik, negara Indonesia bisa gagal.
Namun, Mahfud mengingatkan, dalam berpolitik harus dengan etika.
"Seperti dulu nabi Muhammad ke Madinah mendirikan negara. Sebelum ada nabi, ketertiban belum teratur, ada diskriminasi antarkelompok agama terhadap kelompok lain, satu suku, dan suku lain," ungkap Mahfud.
"Saat ini, kita punya negara Indonesia. Nah, tugas kita adalah menjaga negara Indonesia itu dengan baik, mencintai tanah air dengan serius," katanya.
Dia juga menjabarkan, salah satu caranya ialah santri dan warga pesantren harus ikut berpartisipasi politik dengan memberikan suaranya dalam Pemilu 2024.
Dia menambahkan, negara ini akan baik apabila masyarakatnya berdemokrasi dengan baik di dalam Pemilu.
Mantan Ketua MK ini menyatakan, memilih pemimpin yang didasarkan hati nurani sejalan dengan perintah agama Islam dan tertuang dalam Al-Qur'an.
"Nanti silakan saudara sekalian pilih sesuai dengan hati nurani. Jangan pilih karena dikasih duit dan lainnya. Pemilunya juga harus berjalan beradab, bermartabat," imbuh Menhan era Presiden Gus Dur ini.
Dia menuturkan, partisipasi ini penting. Karena itu, jangan sampai masyarakat berpikir seluruh calon buruk sehingga ogah memilih, jika demikian, calon dengan reputasi buruk, bisa terpilih betulan.
"Orang pesantren harus berpikiran, saya memilih yang terbaik dari yang ada," tandasnya.(rpi)
Load more