Hal ini akan membuatnya merasa tampil dihadapan publik menjadi tidak leluasa karena melewati proses ujian dari publik, berupa debat.
“Itu artinya dia ingin meloloskan diri tanpa diuji kan, itu juga palsu tuh. Apalagi ini ujian dari Gen Z yang berupaya untuk menandingi pengetahuan Gibran,” kata Rocky.
“Tetapi ini kesempatan untuk saudara Gibran itu menunjukkan bahwa dia akan menyumbang suara pada Pak Prabowo. Kan suara Gen Z dimungkinkan dari Gibran. Ya kalau Pak Prabowo nggak ada tambahan suara dari millenials, ya mestinya jangan jadikan Gibran dong sebagai wakil presiden,” jelas akademisi ini.
Dosen Filsafat ini menyindir Gibran harus ikuti setiap debat dengan Capres dan Cawapres lainnya, bukan hanya menunggu debat resmi dari KPU.
Sebab dalam agenda resmi, menurutnya justru akan ada bocoran atau kisi-kisi yang membuat jalannya debat tidak adil.
Sedangkan esensinya mengikuti debat adalah spontanitas dari pertanyaan yang tidak dapat dikendalikan oleh peserta manapun. Maka, Gibran harus terlatih dari sekarang dalam situasi tersebut bila akan menjadi pemimpin yang baik.
“Tapi kemudian orang menganggap ya nggak mungkin. Karena Gibran pasti dimenangkan walaupun debatnya dia tidak hadir. Jadi orang sudah anggap ya main lama makin kita tahu bahwa Pak Jokowi lah ketua KPU,” sindirnya.
Load more