Jakarta, tvOnenews.com - Mayoritas cuaca di Indonesia diprediksi berawan pada Senin (11/12/2023). Hal itu berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Cuaca berawan bakal terjadi di sejumlah lokasi, seperti Bengkulu, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Semarang, Samarinda, Ternate, Mataram, Jayapura, Mamuju, Padang, dan Palembang.
Cuaca cerah berawan diprakirakan terjadi di sejumlah wilayah, seperti Denpasar, Gorontalo dan Tarakan.
Sementara, Serang, Jambi, Palangka Raya, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ambon, Manokwari, Pekanbaru, Makassar, Kendari, dan Manado mengalami hujan dengan intensitas ringan.
Medan, Banda Aceh, dan Pontianak bakal diguyur hujan dengan intensitas sedang serta Banjarmasin, Pangkal Pinang, dan Kupang bakal diguyur hujan dengan disertai petir
Untuk cuaca di wilayah ibu kota seperti Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan diperkirakan akan cerah berawan, sedangkan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu diperkirakan berawan.
Wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu diperkirakan berawan, sedangkan Jakarta Timur akan hujan dengan intensitas ringan pada siang hari ini.
Di malam hari seluruh wilayah Jakarta diperkirakan akan berawan, sedangkan Kepulauan Seribu akan cerah berawan.
Suhu udara di Jakarta diprakirakan berada pada kisaran minimum 23 derajat hingga 33 derajat celsius dengan tingkat kelembapan udara berada pada kisaran 60-95 persen.
Suhu udara berkisar 23—33 derajat celsius dengan kelembapan 60—95 persen terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Selain itu, suhu di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara pada hari ini berkisar antara 25-30 derajat Celsius dengan kelembapan udara 70—95 persen.
Kepulauan Seribu suhu berkisar antara 27—30 derajat Celsius dengan kelembapan udara 70 sampai 90 persen.
BMKG juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas di pesisir untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi hingga empat meter pada 11-12 Desember 2023.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 4-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur laut-tenggara dengan kecepatan 4-20 knot.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan.
Kemudian perairan selatan Banten-Jawa Timur, perairan Bali-P. Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan P. Sawu-Kupang-P. Rotte, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan NTT, Laut Natuna Utara, perairan utara Kep. Sangihe-Kep. Talaud.
Terjadi juga di Laut Maluku bagian selatan, perairan utara Kep. Banggai-Sula, perairan Manokwari, perairan Biak, perairan Sarmi-Jayapura, perairan Amamapare-Agats, Laut Banda, perairan utara Kep. Kei-Kep. Aru, perairan utara Babar-Tanimbar, Samudera Pasifik Utara Halmahera-Jayapura, Laut Arafuru bagian timur.
Sedangkan untuk gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTB.
Masyarakat, khususnya nelayan diminta untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran dengan moda transportasi, seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).(ant/lkf)
Load more