Senada, Plt. Inspektur Jenderal Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa Kementerian Pertanian tidak hanya menghadapi dampak El Nino yang menekan produksi dan produktivitas pertanian, namun juga menghadapi El Nino internal yang berakibat pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Kementerian Pertanian.
“Dampak El Nino internal masih sangat terasa, bagaimana galaunya seluruh insan pertanian, bagaimana rasa khawatir, takut, was-was insan pertanian dalam menggunakan uang negara dalam kegiatan pertanian,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pegawai dan jajaran Kementan untuk sama-sama bertekad membangun ekosistem antikorupsi.
Adapun guna mencegah dan menekan perilaku korupsi, Kementan meluncurkan empat aplikasi pelaporan. Pertama, aplikasi Whistle Blower’s System yang menjadi sarana pengaduan bagi masyarakat terhadap indikasi tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian.
Kemudian aplikasi SI INTAN atau Saluran Informasi Internal Kementerian Pertanian yang menjadi media komunikasi bagi pegawai untuk memberikan masukan, tanggapan, dan/atau pengaduan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dan pelaksanaan program Kementerian Pertanian.
Lalu, KALDU EMAS atau Kanal Pengaduan Elektronik bagi Masyarakat yang bisa digunakan masyarakat untuk menyampaikan keluhan, sumbang pikiran, sarana perbaikan bagi peningkatan kualitas Kementerian Pertanian
Terakhir, SIGAP-UPH atau Sistem Informasi Gratifikasi Pertanian yang akan meningkatkan efektifitas pengelolaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian. (ant/ito)
Load more