Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara Timnas Pemenangan AMIN, Billy David Nerotumilena mengatakan dirinya berharap eks Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ikut kampanye bersama Anies Baswedan atau Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Harapan ini pun digaungkan usai Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019 ini mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan yang dijuluki AMIN ini.
Hal ini diharapkan lantaran apabila JK ikut serta dalam giat kampanye pasangan calon nomor urut 1 ini akan memberi dampak positif bagi pasangan AMIN.
"Kita melihat itu tadi, efeknya akan luar biasa ke AMIN, ke simpatisan, ke dukungan, ke parpol, dan ke orang-orang yang akan mendukung AMIN," tandas dia.
Selain itu, Billy juga menilai dukungan dari JK ini akan berdampak pada efek elektoral.
"Karena seperti kita tahu Pak JK adalah tokoh senior, tokoh pergerakan, mantan wapres, saya rasa dari apa yang beliau putuskan sudah bisa menginfluence banyak orang untuk bisa memutuskan atau pun berani mendukung AMIN," tandas dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, HM Jusuf Kalla menegaskan sikap politiknya mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
"Jadi hari ini, di Makassar ini, saya menyampaikan sikap (dukung AMIN). Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk anda semua," papar Jusuf Kalla saat menghadiri acara silaturahim digelar Presidium Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan Timnas Pemenangan AMIN, di Gedung Islamic Centre IMIM, Makassar, Selasa (20/12/2023) malam.
Dalam kesempatannya itu, pria akrab disapa JK, bercerita bahwa Anies Baswedan boleh dikatakan adalah murid politiknya.
Selama ini ia banyak memberikan masukan terkait permasalahan bangsa.
"Boleh dibilang saya mengajarkan politik Anies dulu di Universitas Paramadina tiap Jumat kita makan siang sama-sama. Dan saya memberikan mereka isu-isu dan pengalaman politik tiap Jumat. Dari situ saya mengerti bahwa Anies cepat mengerti persoalan dan memberi dasar pengetahuan untuk menyelesaikannya," ujarnya Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ini.
Menurut JK, menjadi presiden tidak mudah. Harus tangguh dan memahami banyak hal terutama terkait dengan ekonomi.
Sebab, saat ini, ekonomi dunia menjadi tidak terkendali atau menurun dikarenakan banyaknya konflik peperangan antarnegara.
Makanya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang paham dasar-dasar ekonomi.
"Dunia lebih sulit lima tahun akan datang, ekonomi dunia sulit akibat perang di Gaza, Ukraina, belum lagi China dan Amerika yang saling bertentangan. Demikian juga Eropa. Jadinya ekonomi dunia menurun," ungkap Ketua Umum PMI ini menuturkan. (agr/muu)
Load more