Mirisnya, gangguan yang sama kembali terjadi pukul 06.09 WIB dan mendorong pilot melakukan tindakan dengan prosedur yang sama.
Empat menit setelah gangguan kedua muncul, terjadi lagi masalah pada bagian yang sama dan tanda peringatan yang serupa.
Pilot pun kembali menjalankan prosedur berdasarkan ECAM. Kendati demikian, masalah pada bagian yang sama kembali muncul hingga pesawa itu pun terjatuh.
Ironinya lagi dari kejadian tersebut, sulitnya medan yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat membuat evakuasi jenazah korban dan badan pesawat membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan lamanya.
Bahkan, sejumlah negara turut membantu proses pencarian korban dan badan pesawat.
Soerjanto menyebutkan, pada tanggal 28 Desember 2014, sebuah pesawat airbus A320 yang dioperasikan PT. Indonesia AirAsia dalam penerbangan dari Bandar Udara Juanda berangkat jam 05.35 WIB, Surabaya menuju Bandar Udara Changi, Singapura dengan ketinggian jelajah 32.000 kaki di atas permukaan air laut.
Load more