Bahlil menceritakan saat itu nama Gibran pun dibawa-bawa dalam rapat koalisi penentuan cawapres Prabowo.
Hingga akhirnya, kata dia, Gibran dipilih karena dianggap tidak ada satupun partai koalisi yang menolak ide tersebut.
"Artinya dari semua cawapres yang ada itu, semua partai itu, kalau Gibran itu tidak ada partai yang menolak. Semuanya setuju. Tapi kalau selain dari Mas Gibran, itu pasti ada partai yang mendukung dan menolak. Dengan kata lain, Mas Gibran sebagai cawapres di Koalisi Indonesia Maju ini sebagai perangkat untuk semua partai," terangnya. (nsi)
Load more