Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara (Jubir) Timnas Pemenangan AMIN, Billy David Nerotumilena menyayangkan kasus simulasi surat suara di Solo, Jawa Tengah yang hanya menampilkan foto dua pasangan calon.
“Dari Timnas AMIN tentu menyayangkan ya, kemarin pernyataan sudah diklarifikasi Pak Idham Holik juga bahwa itu sepenuhnya kesalahan teknis yang harusnya 3 (paslon) sesuai kertas suara yang ada di tanggal 14 Februari, ternyata 2 (paslon),” ujarnya, di Posko Perubahan, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).
Kemudian, dari pihak Timnas AMIN sendiri mendorong pihak KPU untuk segera melakukan perbaikan terkait surat suara tersebut.
“Justru kita mendorong memang adanya perbaikan revisi supaya yang muncul itu memang benar mensimulasikan kertas suara tanggal 14 Februari, jadi potretnya ada 3 potretnya meskipun potret asli belum dicantumkan,” jelas dia.
Billy juga meminta pihak KPU dan Bawaslu untuk melakukan sosialisasi terkait kertas suara, lantaran ini momen pertama kalinya Pemilu diselenggarakan secara serentak.
Sehingga masyarakat perlu memahami perbedaan kertas suara Pilpres, Pilkada, hingga Pileg.
Sebelumnya, TPN Ganjar-Mahfud mempertanyakan simulasi pencoblosan Pilpres 2024 di Solo, Jawa Tengah, yang surat suaranya hanya bergambar paslon 1 Anies-Muhaimin dan paslon 2 Prabowo-Gibran.
Sedangkan foto paslon 3 Ganjar-Mahfud tidak ada dalam surat suara itu.
Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis menyayangkan penyelenggara simulasi yang menggunakan surat suara tidak lengkap.
“Saya menyayangkan misalnya berita hari ini bahwa simulasi ya, dengan menggunakan kertas suara yang terjadi di Solo. Itu hanya menampilkan gambar dua paslon, paslon 1 dan paslon 2,” kata Todung di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024).
Dia lantas menganggap aneh terhadap kegiatan simulasi pencoblosan di Solo.
Pihaknya mempertanyakan alasan KPU Solo yang tetap menggunakan surat suara bergambar dua paslon saja.
“Buat saya ini aneh, kita semua punya hak untuk bertanya kenapa hanya dua paslon yang ditampilkan dalam simulasi,” katanya.
“Kalau awal akan mungkin ya sebagian tidak peduli, tapi saya yakin orang awam tuh cerdas, sangat tahu bahwa aneh simulasi semacam ini,” sambung Todung. (ags/ebs)
Load more