Jakarta - Sejumlah obat seperti Avigan, Remdesivir, hingga Atempra yang digunakan untuk perawatan pasien Covid-19 disebut mulai kosong di lapangan sehingga berimplikasi pada meningkatnya angka kematian.
Kondisi ini disampaikan Prof. dr. M. Nasser selaku wakil ketua dewan pakar PB IDI saat dikonfirmasi langsung di program Kabar Siang tvOne, Senin (28/6) siang.
"Di apotik-apotik rumah sakit itu hampir (obat) semuanya kosong. Padahal itu digunakan untuk penanganan pasien Covid (gejala) sedang dan berat." ujar Nasser.
"Karena di apotek rumah sakit itu kosong, maka para dokter tidak dapat menggunakan obat obat ini, akibatnya angka kematian meningkat" tambah Nasser.
Nasser juga menyoroti jumlah angka kematian yang kini sudah berada di kisaran 300 - 400 orang per hari. kondisi ini berkaitan erat dengan sudah kosongnya stok obat seperti Avigan, Rendisivir, hingga Atempra sejak dua hingga tiga pekan terakhir.
"Saya beri contoh Remdesivir itu hampir tiga minggu kosong di pasaran, Atempra juga tidak mudah diperoleh saat ini" ungkap Nasser.
Ironisnya kekosongan tidak hanya terjadi di jakarta namun hampir di seluruh wilayah pulau Jawa.
"Di semua wilayah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, semua berteriak, Banten itu juga berteriak. Ini kelangkaan serius, sangat serius". tegas Nasser.
Nasser membantah dugaan yang menyebut ada pembelian pribadi secara besar-besaran di lapangan. Ia justru melihat ada misantispasi dari pemerintah.
"Pembelian secara besar-besaran tidak ada, yang ada persediaaan dalam negeri tidak terpenuhi. Harusnya itu bisa diantisipasi, dengan mengetahui ada tren (varian) virus yang baru, dengan adanya prokes yang tidak terpenuhi secara baik ketika mudik. Itu harusnya sudah dihitung (resikonya)." pungkas Nasser geram. (mat/mii)
Load more