Lumajang, Jawa Timur – Ngatri (50), warga Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, terus memandangi putra semata wayangnya, Agus Rudi Hartono (25), saat tvonenews.com menyembanginya di pengungsian pos lapangan Desa Penanggal, Lumajang, Jawa Timur.
Ia tak pernah menyangka, ucapnya, saat mengingat dan menceritakan kembali ketika awan panas guguran Semeru bergulung-gulung di kejauhan. Dengan kondisi panik, ia langsung menarik anak laki-lakinya keluar dari dalam rumah.
Dengan segala keterbatasan, ia bersama anak semata wayangnya yang mengalami kelumpuhan sejak kecil usai demam tinggi yang dialaminya, berjuang agar terhindar dari terjangan awan panas guguran Gunung Semeru.
"Waktu itu saya seret dia (agus) lari dari rumah mas, karena mau saya gendong juga saya ga kuat mas,” Kenanng Ngatri.
Setelah susah payah ia tarik anaknya, dalam keadaan yang gelap gulita ia dan anaknya terpaksa melewati sungai.
“Saat itu saya ajak naik dari sungai sambil saya angkat pakai kepala saya, saat itu suasana sangat gelap gulita, sebelumnya sempat tenggelam dia di sungai, tapi beruntung bisa saya tarik." Ujar ngatri.
Dari keterangan Ngatri, beruntung dia tidak tertimpa pohon yang tumbang, karena pada saat itu banyak pohon yang tumbang. Setelah berhasil sampai di atas tebing, pertolong pun datang, karena ia akhirnya bertemy tim relawan,
“Sampe di atas tebing barulah ada yang membantu menggendong anak saya.” Tutupnya.
Hingga kini, Ngatri bersama Agus, mengungsi di pos lapangan, Desa Penanggal, sambil menunggu proses relokasi yang tengah dilakukan oleh Pemda setempat. ( Syahwan/mii)
Load more