Jakarta, tvOnenews.com - Pakar gestur dan mikroekspresi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia Monica Kumalasari, S.E., M.Psi.T menilai calon presiden Prabowo Subianto banyak mengontrol emosi saat debat ketiga Pemilihan Presiden yang berlangsung di Jakarta, Minggu (7/1/2024).
"Ketidakmampuan Prabowo menguasai emosi dalam bentuk menginterupsi dan berkacak pinggang menjadi perhatian hingga moderator perlu mengatur untuk menenangkan," kata Monica dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).
Dia mencontohkan berawal calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyebutkan kepemilikan lahan Prabowo hingga 340.000 hektar sementara banyak prajurit TNI tidak memiliki rumah dinas.
Monica menilai terlihat pola assumptive question atau pertanyaan asumsi, yakni mengasumsikan sebuah jawaban dibandingkan menanyakannya sehingga tidak membutuhkan jawaban.
Kemudian, situasi saling serang Prabowo dan Anies dibawa hingga pada akhir debat, yaitu kedua capres tidak bersalaman.
"Suasana kebatinan yang dirasakan Prabowo, kecewa dengan narasi pasangan calon lain, sebagai ketidakpuasan juga terlihat dari ekspresi yang ditampilkan oleh TKN saat konferensi pers pascadebat," tuturnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama pada 12 Desember 2023 dan debat kedua pada 22 Desember 2023, KPU menggelar debat ketiga yang mempertemukan para capres.
Tema debat ketiga meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.(ant/lkf)
Load more