Jakarta, tvOnenews.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan bercerita soal di-reshuffle Jokowi, mengaku mendapat hikmah dari itu semua untuk jalan ke Pilkada DKI.
Anies Baswedan pada awalnya bercerita detik-detik dirinya di-reshuffle Presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi resmi menunjuk Muhadjir Effendy menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menggantikan Anies Baswedan.
Kolase Foto Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. (tvOnenews/Muhammas Bagas)
Anies Baswedan resmi dilantik pada 27 Oktober 2014 sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Kabar Anies Baswedan dicopot dari Kabinet Kerja langsung menjadi perhatian publik saat itu, hingga memberikan spekulasi karena mantan Rektor Universitas Paramadina ini termasuk Menteri yang tidak terdengar bermasalah.
Anies Baswedan mengaku bersyukur ketika dirinya di-reshuffle sebagai Menteri Pendidikan, karena mendapat hikmat di balik itu semua.
"Pada waktu itu ada 7 yang diganti, orang-orang baru masuk di dalam pemerintahan, ini berbeda dengan hanya pertimbangan teknokrasi, kalau pertimbangan teknokrasi saja itu pasti ada hitam di atas putihnya, ini yang harus kerjakan ini nggak, kalau ini ada kelompoknya yang harus diakomodasi, ya gimana nih harus masuk nih, harus ada pergeseran," ujarnya dilansir Youtube Abdel Achrian.
"Karena itulah saya tidak menganggap itu sebagai masalah. Saya bersyukur di-reshuffle, boleh cek sama semua orang yang berada di dalam proses itu, ketika reshuffle itu ada saya bilang, Alhamdulillah," sambungnya.
Anies meyakini bahwa Allah punya rencana yang sempurna untuknya, dan pasti ada hikmah yang besar di balik reshuffle ini.
"Tapi hikmah itu gak pernah datang kemarin, hikmah selalu datangnya besok, jadi pada waktu itu tunggu aja hikmahnya apa," tuturnya.
Pria yang pernah menempuh di UGM itu mengatakan bahwa pada saat itu 27 Juli dirinya di-reshuffle, kemudian pada 23 September, atau 2 bulan kemudian ia dicalonkan jadi Gubernur.
"Dicalonkan atau mencalonkan?" tanya Abdel Achrian.
"Dicalonkan," jawab Anies.
Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan saat Debat Capres-Cawapres Ketiga di Istora Senayan. Jakarta, Minggu (7/1/2023)
Merespons hal tersebut, Anies Baswedan mengaku saat itu dicalonkan menjadi Gubernur DKI pada Pilkada 2017.
"Berarti Mas Anies diminta? bukan menyodorkan diri gua pingin jadi Gubernur ah," tanya kembali Abdel.
"Gimana kita mau nyodorin diri, partai enggak ada, uang enggak ada, mau dari mana kita minta," tutur Anies Baswedan.
"Yang minta siapa Mas?" tanya Abdel.
"Ada ceritanya nih," terang Anies.
Singkatnya, Anies Baswedan saat itu dihubungi oleh Aksa Mahmud untuk diminta menjadi Calon Gubernur, untuk melawan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Waktu saya di kontak,'Wah pak saya gak pernah kepikir, gak pernah kepikir sama sekali, Jakarta gitu, gak pernah kebayang," ujarnya.
"Jadi waktu itu saya bilang,'Pak boleh gak saya mikir dulu,'karena it's never on my plan," terangnya.
Akhirnya Anies Baswedan meminta ijin untuk minta restu kepada ibunya dan istri.
"Anies kalau ini kepengenan Anies, nggak usah. Tapi kalau Anies diminta, bismillah," ucap Anies menirukan ibunya.
"Nah September awal, saya kena demam berdarah, kemudian dirawat di Rumah Sakit. Nah pas saya dirawat rumah sakit itulah Ketua Partai itu datang, saya lagi diinfus, ditanyain bersedia nggak jadi calon Gubernur," sambungnya.
Karena menurut angka survei nama Anies Baswedan ada.
"Jadi sama sekali saya ini tidak terlibat, rapat nggak ikut, anggota partainya juga bukan, tapi angka surveinya ada di situ," tuturnya.
"Singkat cerita menjelang pendaftaran tanggal 23, saya juga tidak tahu persis bagaimana proses di dalam, karena banyak versi, siapa yang mengusulkan, siapa yang membahasnya, karena saya nggak ikut, karena saya gak tahu, ada yang bilang Si A, ada yang bilang si B, dan kepada semuanya mudah-mudahan jadi catatan amal soleh tuh, bahwa ini untuk kebaikan kita semua" sambungnya.
Anies Baswedan cerita pertemuan dengan Prabowo Subianto
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto. (Antara)
Lanjut Anies bercerita bahwa soal peristiwa dirinya dipanggil bertemu dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
"Malam-malam saya ditelepon diminta datang ke tempat Prabowo, yang pak Prabowo bilang itu datang ke rumahnya, saya dipanggil datang ke situ, saya nggak ikut rapat, dan saya juga nggak proses di dalamnya gimana tuh sampai di ujungnya, ada banyak versi lah," paparnya.
Anies bercerita bahwa malam itu merupakan pertemuan pertama kalinya dengan Prabowo Subianto, sementara ia adalah bekas Juru Bicara dari Presiden Jokowi.
"Saya waktu itu bekas juru bicaranya Pak Jokowi, kebayangkan datang ke situ bekas juru bicara Pak Jokowi," terangnya.
"Pak Prabowo waktu itu bilang,'buat saya yang penting adalah kita harus menyelamatkan Jakarta, kita harus mengembalikan Jakarta, jangan sampai retak, pecah, waktu itu, beliau merasa bahwa kepemimpinan itu terjadi karena beliau yang mengusulkan di tahun 2012.
Anies menerangkan bahwa di mana dalam perjalanannya Prabowo Subianto merasa tidak tepat, dan harus diganti sosok Gubernur DKI.
"Karena saya yang dulu mengusulkan, maka saya pula yang harus bisa menggantikan, dan siapapun itu yang bisa menggantikan, itu yang beliau sampaikan," pungkasnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more