Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menilai gaya komunikasi para calon presiden (capres) saat Debat Pilpres bisa mempengaruhi generasi muda dalam menentukan pilihan.
"Kalau kita lihat generasi muda yang ada di kelompok perkotaan, yang biasa berbeda pendapat, yang terbiasa menyelesaikan atau menemukan solusi dengan perdebatan, debat adalah hal yang menarik," ujar Firman dilansir Antara dikutip pada Sabtu (13/1/2024).
Firman mengatakan debat merupakan ajang untuk memancing persilangan atau adu pendapat dan gagasan antar kandidat.
Dia menilai gaya berdebat yang membuat pihak lawan lebih terpancing mengungkapkan gagasan atau menimbulkan kegeraman akan lebih digemari oleh generasi muda.
"Gaya berdebat yang lebih memancing pihak lain untuk bisa lebih mengungkapkan gagasannya atau mungkin menimbulkan kegeraman dan menimbulkan kemarahan. Ini justru hal yang dinamis seperti itu akan digemari," terangnya.
Menurut Firman, gaya komunikasi dengan intensi menyerang pada debat merupakan hal yang wajar selama yang diserang adalah gagasan bukan personal.
Dia berpandangan bahwa gaya komunikasi yang dinamis dan saling beradu gagasan semacam itu lebih dapat diterima oleh generasi muda yang tinggal di perkotaan atau berpendidikan tinggi.
Kelompok generasi muda tersebut dinilai terbiasa mengutamakan kekuatan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga cenderung lebih menyukai gaya debat yang dinamis.
Sementara itu, kelompok generasi muda yang lebih konservatif dinilai tidak terlalu menyukai ajang debat semacam itu.
Firman berpendapat mereka mungkin lebih menyukai debat yang bersifat lebih santun atau lembut.
Akan tetapi, dia juga menilai bahwa debat yang terlalu santun mungkin tidak mampu mengungkapkan kemampuan atau cara berpikir yang sesungguhnya dari seorang kandidat.
"Jadi (debat dengan intensi menyerang) tidak masalah karena yang diserang adalah gagasannya," demikian pandangan Firman. (ant/nsi)
Load more