Jakarta, tvOnenews.com - Memilukan nasib warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Pasalnya, 43 warganya alami muntah-muntah hingga pingsan karena keracunan masal, diduga akibat dari kebocoran gas milik pabrik kertas, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, pada Sabtu (20/1/2024) malam.
Seorang warga bernama Nanik (53) menceritakan, sebelum dilarikan ke rumah sakit, ia mencium bau yang amat menyengat di sekitar rumahnya.
Kemudian, berdampak pusing sehingga muntah-muntah dan tak sadarkan diri.
"Wah, saya muntah-muntah di rumah, teru kepala saya itu pusing dan nggak tau tiba-tiba tak sadar (pingsan). Tau-tau saya sadar uda di rumah sakit aja," ceritanya.
Mendengar kabar insiden tersebut, Bupati Karawang, Aep Syaepuloh langsung meninjau kondisi warga di RS Rosela Karawang.
Lalu, dari penelusurannya, warga keracunan gas caustic soda milik PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
"Tadi saya dapat kabar sekitar pukul 07.45 WIB ada kejadian (keracunan) satu perusahaan, yaitu PT Pindo Deli, masyarakat mencium bau, ternyata begitu masyarakat tahu bahwa itu adalah caustic soda yang yang dimiliki oleh PT Pindo Deli," beber Aep kepada awak media.
Lanjut Aep, saat ini pihaknya beserta dari TNI-Polri maupun BPBD tengah melakukan upaya mitigasi untuk penanganan warga terdampak keracunan.
Sejumlah warga yang keracunan pun saat ini masih terus dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat.
Namun, dia belum bisa memastikan berapa jumlah warga terdampak, mengingat jumlahnya yang terus bertambah.
Mayoritas warga, kata dia, mengalami keluhan yang sama, seperti sesak napas, mual dan sakit kepala.
"Kalau di RS Rosela kurang lebih sekitar 43 orang, mereka yang sudah tua maupun anak-anak memiliki gejala yang hampir sama, yaitu mual, pusing, setelah itu sesak napas dadanya," pungkas Aep.
Saat ini, dijelaskannya, bahwa pihak kepolisian dan TNI tengah berada di sekitar lokasi kejadian untuk melakukan sterilisasi, termasuk menghentikan sementara produksi pabrik kertas tersebut.
"Kami fokus menyelamatkan warga yang terdampak dulu, dan tentunya produksi pasti kita hentikan dulu, karena kan ini sudah hampir 5 kali kejadian (kebocoran)," pungkasnya. (aag)
Load more