Dikutip dari Viva, berdasarkan laporan Euronews, green inflation adalah kenaikan harga barang akibat kebijakan lingkungan yang dibuat demi mengusung transisi ke energi hijau.
Saat melakukan transisi dari energi fosil ke energi hijau, maka akan ada peningkatan permintaan pasar sehingga harga akan naik menyesuaikan dengan supply barang yang tersedia.
Secara umum, green inflation merupakan kontribusi kebijakan lingkungan terhadap biaya penyediaan barang dan jasa yang akan diteruskan melalui rantai pasokan ke harga konsumen.
Ketika pemerintah terus menekan perubahan transisi energi ke energi hijau, akan ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga.
Contohnya adalah komoditi ekspor seperti timah, nikel, bauksit hingga tembaga yang akan mengalami kenaikan cukup tinggi akibat dari tingginya permintaan.
Misalnya seperti logam meliputi timah, aluminium, nikel-kobalt yang telah mengalami kenaikan harga mencapai 91 persen tahun ini.
Ini adalah akibat dari penggunaan logam dalam teknologi yang menjadi bagian transisi energi menuju energi terbarukan.
Load more