Jakarta, tvOnenews.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD merespons bantahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya terkait data deforestasi hutan di Indonesia yang dipaparkan saat Debat Pilpres 2024 putaran ke-4 pada minggu lalu.
Kala itu, Mahfud menyebut hingga saat ini pihaknya mencatat deforestasi hutan mencapai 12,5 juta hektare.
Lantas, Siti Nurbaya menilai Mahfud keliru dalam mengkalkulasikan data, sehingga data yang dipaparkan dalam Debat Pilpres 2024 disebut berlebihan.
Menanggapi hal ini, Mahfud menerangkan perbedaan data deforestasi yang disampaikannya dengan data yang disampaikan Menteri LHK, Siti Nurbaya.
Ia menegaskan, data yang disampaikannya dan yang disampaikan Menteri LHK sama-sama benar.
Menurut Mahfud, perbedaan cuma dalam membaca data karena yang disampaikan Siti Nurbaya deforestasi netto.
"Memang betul, bukan kesalahan, perbedaan membaca data, yang disampaikan Bu Siti Nurbaya itu adalah deforestasi netto. Data yang ada di KLHK dan BPS, itu yang memang ada di situ. Sedangkan, data yang saya baca adalah data dari Global Forest Watch, dunia," kata Mahfud di Rumah Sahabat Mahfud, Jakarta, Selasa (23/1/2024).
Ia menerangkan, Global Forest Watch memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu.
Sedangkan, deforestasi netto itu merupakan deforestasi bruto dikurangi reforestasi, sehingga sisanya seperti yang dikatakan Menteri LHK.
Padahal, ia mengingatkan, yang rusak sebelumnya belum reforestasi dan tetap rusak karena deforestasi dan data Menteri LHK mengurangi dengan reforestasi. Tidak cuma di LHK, cara menghitung seperti itu ada pula di BPS.
"Dan ini sebenarnya dulu sudah ditulis cara menghitung seperti ini oleh Prof Hariadi Kartodiharjo pada 9 november 2021 atau 2022 itu teori menghitungnya. Saya pakai yang Global Forest Watch dan tidak ada yang salah," ujar Mahfud.
Mahfud menekankan Menteri LHK mengurangi data itu dengan tambahan reforestasi dengan tempat-tempat lain.
Sementara, Mahfud mengingatkan masih ada tempat-tempat yang sudah rusak lebih dulu tapi tidak tertutupi atau tidak terperbaiki.
"Tidak apa-apa, bagus ini, sama sama benar, tinggal mau baca dari mana, bruto apa netto, itu saja. Saya pakai yang Global Forest Watch, yang memotret itu setiap tahun, ini rusaknya, rusak dalam 10 tahun nih, ini loh rusaknya," kata Mahfud.
Mahfud menambahkan, sekalipun ada reforestasi di tempat-tempat lain tentu tidak serta merta memperbaiki yang sudah rusak lebih dulu. Mahfud menyarankan, jika masih dibutuhkan data lengkap terkait itu bisa ke Andi Widjajanto di TPN Ganjar-Mahfud.
"Bahwa ada reforestasi di tempat lain kan tidak memperbaiki yang rusak. Nah, data lengkap tentang ini dari tahun ke tahun, dari tempat ke tempat, itu kalau Anda perlukan ada di Pak Andi Widjajanto di TPN, ditanya di sana lengkap," ujar Mahfud. (rpi/raa)
Load more