"Lalu terus menjadi warna kebanggaannya sejak 2005 sampai 2012, bahkan hingga dari tahun 2012 sampai 2014 saat terpilih juga menjadi Gubernur DKI Jakarta atas restu Megawati, dan juga, dari 2014 hingga 2019 saat dengan identitas yang sama ia terpilih menjadi Presiden RI, dan berlanjut hingga saat ini di tahun 2024, tidak lagi dipandang Jokowi sebagai identitas dirinya," paparnya.
Bataona menilai Jokowi tidak lagi bersama PDIP dan Megawati karena warnanya sudah berubah dan simbolisme Jokowi itu diperkuat oleh tindakan politiknya secara riil.
"Di mana, tidak hanya lewat Bunga itu, tetapi di hari yang sama, saat mengirim bunga ke Megawati, Jokowi justru menggempur markas PDIP yaitu Jawa Tengah," tegasnya.
Jokowi melakukan kunjungan kerja di hari Ultah Megawati itu, mulai dari Salatiga, Magelang, Temanggung dan Wonosobo.
Bersama ibu Iriana Jokowi, di sana Jokowi membagi bansos dan sertifikat tanah untuk rakyat. Jelas terbaca bahwa mengirim bunga anggrek hanya normatif politis, karena perilaku politik sang Presiden jelas berseberangan dengan Megawati di hari itu.
"Ini artinya, Jokowi mau menggempur daerah yg diklaim sebagai markas Banteng PDIP," tutupnya. (ant/ito)
Load more