Ade Armando juga membeberkan penilaian para ahli mengenai hasil penilaian psikologi Universitas Indonedia tentang Jokowi dan Prabowo di tahun 2019 lalu.
“Jika diukur dengan angka 1 sampai 10 poin untuk stabilitas emosi Prabowo berada pada angka 5,16 sedangkan Jokowi 7,60, begitu juga Jokowi hanya memiliki 13% kemungkinan otoriter sedangkan Prabowo 76%, soal demokratis Jokowi memiliki angka 87% sementara Prabowo hanya 24%,” kata Ade.
Kedekatan Prabowo dengan kelompok-kelompok Islam dan Khilafah, pasalnya di masa lalu ia terbukti bersedia memanfaatkan dukungan kelompok-kelompok Islam garis keras untuk mencapai tujuan politiknya.
Kelima menurutnya Prabowo tidak memiliki komitmen pada demokrasi di media internasional. Prabowo pernah mengakui Indonesia tidak siap untuk demokrasi dan menyalahkan amandemen UUD 45.
“Terakhir adalah soal perang melawan korupsi, saya meragukan komitmen Prabowo untuk memerangi korupsi,” jelas Ade.
Karena dari sudut pandang Ade keputusan Prabowo untuk mengawal keluarga Soeharto ketika berjaya memimpin sebuah rezim yang menunjukkan sikapnya pada korupsi sekarang.
Beredar juga adanya indikasi korupsi dalam lingkungan Kementerian Pertahanan yang dipimpinnya.
Load more