Bendahara RI ini pun menjelaskan begitu juga dengan perekonomian di Eropa yang turut layu, disusul dengan Tiongkok yang progresnya lambat.
“Eropa perekonomian masih lemah dan di Tiongkok ekonomi cenderung melambat akibat masih berlanjutnya krisis sektor properti,” jelasnya.
Perlu diketahui, pengadilan Hong Kong menyampaikan salah satu perusahaan properti terbesar di Tiongkok mengalami kebangkrutan.
“Di Tiongkok tekanan dari utang terutama dari Pemda yaitu tingkat provinsi ini akan menjadi hal yang menyebabkan perekonomian Tiongkok cenderung lambat,” ungkap Sri Mulyani.
Di sisi lain, jika melihat dari tren penurunan inflasi global berlanjut ini tentu menahan tekanan kenaikan suku bunga yang terkait secara cukup cepat dan tinggi pada tahun 2023.
“Suku bunga acuan the fed dalam hal ini sudah mencapai puncaknya dan juga kondisi inflasi global dan di Amerika Serikat yang cenderung menurun juga mempengaruh penurunan yield dari us treasury,” tandas dia. (agr/ree)
Load more