Jakarta, tvOnenews.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan para pengurus wilayah NU kecewa dengan pernyataan mantan rais Syuriyah PCINU Australia-New Zealand Nadirsyah Hosein (Gus Nadir).
Nadirsyah menyebut dalam sebuah pertemuan di Surabaya bahwa Miftachul Akhyar bilang “tolong sekali ini saja sam’an wa tha’atan.”
“Rais Aam sama sekali tak pernah ada pernyataan itu. PWNU minta bukti siapa peserta yang bilang itu kepada Gus Nadir,” kata Gus Ipul, kepada media usai penutupan acara Konferensi Besar NU di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).
Gus Ipul menyayangkan pernyataan Gus Nadir yang menyebarkan berita bohong (hoaks) itu.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. (IST)
Menurutnya, Gus Nadir sama sekali tidak pernah tabayun atau mengklarifikasi langsung dengan orang-orang yang turut hadir di pertemuan itu.
Dalam sesi wawancara dengan sebuah media, Nadir secara terang-terangan menyitir kata "sam'an wa tho'atan" dan kalimat itu dia asosiasikan kepada Rais Aam.
"Tolong sekali ini saja, sam'an wa tho'atan," demikian diakui Nadir, itu sebagai kata-kata dari Rais Aam.
Terkait sinyalemen yang berkembang di tengah masyarakat, Rais Aam NU Miftachul Akhyar dalam pembukaan acara Konbes NU 2024 di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, mengingatkan agar warga nahdliyin bertabayun.
Lalu, kata Kyai Mif, meneliti terhadap seluruh permasalahan yang ada.
Tabayun menjadi sebuah amanah yang ditanggung oleh seluruh manusia terutama seluruh Nahdliyin, khususnya pengurus NU secara keseluruhan.
"Manakala PBNU melakukan (perbuatan) sesuatu (maka) datang dan tanyakan. (Jangan) belum datang sudah pengumuman," katanya.
Menurut Kiai Mif, tabayun merupakan senjata untuk menaklukkan musuh-musuh yang ada. Sehingga, jika tidak bertabayun maka mereka akan kalah sebelum berperang.
"Sami'na wa atha'na. Di situlah Allah memberikan anugerah (yaitu) adalah perilaku ulama dulu, bahkan para nabi juga mengucapkan Sami'na Wa Atho'na (kami dengar dan kami patuh)," katanya.
Kalrifikasi, kata dia, dapat menciptakan suasana yang kondusif.
Sehingga, dapat menjadikan kemaslahatan bagi kehidupan yang ada di dunia bahkan sampai di akhirat.
"Kalau tidak paham dan tidak mengerti temuilah. Ngomong langsung sama orangnya, jangan ngomong di luar. Apalagi tidak mengerti juntrungannya. Sudah tiba-tiba menshare dengan kata-kata," jelasnya.
Klarifikasi ini menjadi penting. Sebab, NU akan menjadi rujukan bagi masyarakat luas.
NU, kata dia, harus menjadi penerjemah agama Islam dan memanfaatkan momentum tersebut saat menjadi pengurus NU di berbagai sektor manapun.(muu)
Load more