"Tapi semua itu kemudian berujung kepada pertanyaan tentang kesehatan presiden. Apakah presiden mengalami depresi sehingga begitu banyak inkonsistensi, (audiensi) tadi disebutkan ratusan jumlahnya dalam bahasa lain adalah sebuah kebohongan," kata Tamsil.
Padahal, sambung Tamsil, kalau kebohongan yang sistematis seperti itu sudah berbahaya dalam kelangsungan berbangsa.
"Karena itu, demi menyelamatkan negeri ini kita harus punya sikap yang tegas untuk mengetahui kondisi kesehatan presiden," tukasnya.
Oleh karena itu, kemungkinan DPD RI segera akan bersurat secara pribadi dalam mendengarkan hal ini untuk mengetahui rekam jejak kesehatan presiden, sekurang-kurangnya dalam satu tahun ini.
"Kita akan bersurat ke presiden sendiri supaya membuka secara transparan rekam medisnya. Jika memang ada masalah dengan kesehatan itu harus dikasih, jika tidak ada masalah, kenapa begitu banyak inkonsistensi dalam pernyataannya sebagai presiden, kita tahunya presidennya cuma (satu,red) itu tapi pernyataannya sangat antagonis antara satu pernyataan dengan pernyataan lain dalam waktu tidak lama," tuturnya.
"Saya akan teruskan beberapa catatan tadi kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah RI untuk selanjutnya bagaimana lembaga ini menyikapi aspirasi yang berkembang tadi. Jangan sampai kemudian orang sungguh-sungguh akan menilai karena tidak direspon, wah jangan-jangan (benar, red), jadi harus direspon presiden," tutup Tamsil.(lpk)
Load more