Jakarta, tvOnenews.com - Hidup hanya sekali, jadi harus berarti dan menebar kebaikan di muka bumi sebelum datang mati. Untaian kata itu mengalir lancar tanpa terbata-bata keluar dari mulut Andromeda Mercury, presenter televisi swasta tvOne saat diwawancara, tim tonenews, Akhyar G, di kantor tvOne Pusat, Jakarta Timur, Kamis (1/2/2024).
Andro, sapaan akrab Andromeda Mercury, menjadikan untaian kata itu sebagai mantra yang dipegang teguh oleh lelaki sarjana Administrasi Publik Universitas Pandjajaran itu, untuk menjalani hidupnya.
Di belantara kehidupan jurnalis, Andromeda Mercury ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Meskipun hanya bisa berbagi informasi melalui tugas-tugas jurnalistik yang diembannya.
Ya itu lah, cuplikan singkat mengenai Andromeda Mercury, seorang presenter tersohor Indonesia, kelahiran 18 Mei 1988, Salatiga. Andro kini terpilih sebagai moderator debat Capres-Cawapres Kelima atau debat capres ketiga, yang akan digelar 4 Febbruari 2024.
Setelah KPU mendaulat Andromeda sebagai moderator debat capres-cawapres kelima, profil hingga perjalanan Andromeda Mercury menyita perhatian publik.
Pasalnya, selama ini, orang-orang hanya mengenalnya sebagai seorang presenter tvOne yang menaungi program Catatan Demokrasi. Namun, orang-orang belum mengetahui kisah perjalanan Andromeda Mercury di dunia jurnalis.
Berdasarkan penunturan Andro, sebelum kuliah di Universitas Pandjajaran, Jurusan Adiministrasi Publik, ia sudah menekuni ke dunia jurnalis sejak SMA.
"Sebelum masuk ke Unpad jurusan administrasi publik. Jauh sebelum itu, di SMA saya memang sudah berkecimpung di dunia Jurnalis. Saya dulu wartawan pelajar waktu SMA kelas 2 di Palembang, Sumatera Selatan," ujar Andromeda Mercury.
"Namanya Lembaran Pelajar Sumatera Selatan, itu juga karena coba-coba kan untuk mencari sebuah passion, bahkan pada saat itu, saya paling suka ikut lomba," sambungnya sembari tatapannya terlihat mengenang masa-masa SMA-nya.
"Lomba apa saja saya ikuti, baik dari desain grafis, dan lomba menyanyi serta ikut satu kompetisi yang mencari wartawan pelajar."
"Saya perwakilan dari SMA, Alhamdulilah terpilih menjadi wartawan pelajar di Sriwijaya Post, yang sekarang sudah menjadi Tribun Sumsel," ujarnya.
"Jadi, awalnya karena mencari banyak hal dan ada kompetisi jurnalis pelajar, akhirnya saya terjun ke sana selama setahun. Tapi bukan di depan layar, murni nulis berita. Murni jadi wartawan belajar, murni kita diajarin bagaimana cara liputan," sambungnya.
"Dari situ saya berpikir, apa ini jalan hidup saya?" katanya lagi mengenang.
Andro kembali mengenang, meski aktif menulis di Sriwijaya Post, namun saat masuk kelas 3 SMA, ia juga fokus untuk menembus Perguruan Tinggi Negeri.
"Alhamdulillah lolos di Unpad, dari Palembang saya merantau ke Bandung di Unpad Jatinangor. Saat itu pun masih mencari jati diri, masih mengikuti kompetisi, ikut berbagai macam kursus," ucapnya.
"Saya gak mau ketika lulus kuliah saya belum tahu mau ke mana arah hidup saya, sehingga pencarian minat dan bakat harus saya bulatkan."
Andro melakukan hal itu agar tidak menyusahkan orang tua saat ia menjalani masa perkuliahan.
"Jadi ketika di semester 3 atau semester 4, saya ikut lomba news anchor di ANTV. Saya juga ikut beragam lomba sejenis yang diadakan tv-tv lokal diantaranya MQTV dan dapat juara 1, sampai protocol fair dari KPM (KORPS PROTOKOLER MAHASISWA) UNPAD. Alhamdulillah kalau itu mungkin yang namanya rezeki, jadi dapet juara 2, gitu dapet juara 2, wah saya ditawarin kerja kontrak sama TVRI Jawa Barat," tutur Andro dengan antusiasnya.
Saat itu, lanjut Andromeda, ia ditawari bekerja menjadi penyiar di TVRI Jawa Barat sebagai pegawai freelance dan hanya fokus siaran tanpa merambah ke wilayah produksi berita.
"Jadi dateng ke kantor cuma siaran. Namun, sebelum di TVRI, saya juga banyak ikut lomba, ya intinya mencoba banyak hal lah, tapi kayaknya yang paling nyangkut, itu lomba News Anchor tvOne di 7 Kota besar, yang ternyata sampai sekarang di tvOne," ujarnya bangga.
Sejak SMA, Andro mengaku suka membaca koran. Meski ia mengakui peran sang ayah cukup besar dalam hal ini.
"Barang kali juga ya, mungkin bokap saya secara tidak langsung, karena langganan koran, tapi dari saya tertarik. Meskipun kalau SMA kan kita baca koran lebih sering liat gambar sama judul doang, enggak utuh dibaca, tapi lama-kelamaan malah dibaca," katanya.
"Jadi, wah apa jalan hidup saya jadi wartawan? tapi ya namanya anak-anak ya, jadi masih pikiran ke mana-mana, masih belum fokus. Sampai akhirnya pas kuliah saya nemuin kayaknya ini jalan hidup saya," pungkasnya.
Andromeda Mercury, tak hanya menceritakan awal mula dirinya terjun ke dunia jurnalis. Namun, ia juga menceritakan keraguannya saat bekerja di tvOne.
"Ketika sudah terjun ke tvOne pun saya masih merasa ragu dengan profesi ini, sampai akhirnya dua hingga tiga tahun, saya kemudian berkontemplasi lah, di situ saya baru melihat, bahwasanya di sinilah memang jalan saya," ucapnya.
Selain menceritakan keraguannya di dunia jurnalis, ia juga menceritakan pengalaman dirinya saat melaksanakan tugas sebagai reporter di lapangan. Banyak pengalaman yang berkesan, hingga pengalaman yang hampir membuat dirinya terluka.
Selama liputan, ia pernah hampir kena lemparan batu demonstran yang sedang berunjuk rasa. Tak hanya itu saja, ia juga pernah mengalami ancaman secara verbal saat bertugas di lapangan.
"Ya waktu itu lagi demo, jadi liputan di depan istana negara. Dan pada saat itu, saya hampir kena timpuk batu, untungnya saya ditarik cameramen, kalau tidak maka pecahlah kepala saya kena timpuk batu itu," ucapnya.
Selain menceritakan pengalaman tragisnya waktu liputan, ia juga ceritakan tentang dunia jurnalis yang selalu dalam tekanan. Baik tekanan deadline, tekanan untuk menjadi manusia yang meningkatkan ilmu pengatahuan hingga wawasan soal isu di dalam dan luar negeri.
Menyikapi hal ini, ia hanya berusaha melakukan yang terbaik dan terbaik. Sebab, bila berjalan dengan baik dan selalu buat yang terbaik, maka semua itu akan indah hasilnya.
Selama menjalani tugas jurnalistik, Andromeda mengaku selalu bersyukur kepada Allah SWT. Selain itu, ia juga bersyukur karena mendapatkan pasangan hidup yang pengertian dan selalu mendukung kariernya.
"Alhamdulillah, meskipun sebagai jurnalis disadari harus pandai membagi waktu untuk keluarga, tetapi saya tetap bersyukur, karena Allah mengirimkan bidadari syurga yang pengertian hingga selalu dukung suaminya," ujar Andromeda.
Andro bersyukur, bahwa terpilih dirinya sebagai moderator debat capres kelima, adalah jalan dari Allah dan bentuk rezeki untuk anak dan istrinya, yang selalu menyokong dan mendukung kariernya di media televisi.
"Bersyukur banget gitu kan. Karena kan, masih banyak jurnalis-jurnalis yang lebih senior dari saya. Namun, Alhamdulillah, kesempatan itu datang ke saya," ucapnya.
"Awalnya, mendengar (jadi moderator debat capres) ini, ya pastinya saya kagetlah. Ya saya merasa kesempatan emas ini. Jangan saya sia-siakan. Saya pasti memberikan yang terbaik. Saya harus profesional," pungkasnya.
- Ihwal Karier Andromeda Mercury yang Belum Tercapai
Kemudian, saat disinggung soal karier apa yang belum dicapai di dunia jurnalis. Andromeda Mercury katakan, bahwa sejujurnya cita-citanya tidaklah terlalu muluk-muluk.
"Ya cita-cita saya hanya ini saja, ingin tetap konsisten di dunia jurnalistik. Tidak tergiur dengan mungkin hingar bingar lainnya. Profesi apapun di luar sana, karena saya ngerasa apa ya?... Jurnalis itu adalah panggilan hati. Jadi ya, cukup saya mencintai ini saja," pungkasnya.
Akan tetapi, ia katakan, bila dirinya diberi tanggung jawab lainnya atau tugas lainnya. Ia tentu akan all out.
"Kuncinya gitu. Jadi saya nggak ada cerita misalnya. Apa yang jadi apa. Enggak, tapi di dalam hati saya mungkin. Lu harus profesional apapun itu. Mulai dari lu mungkin di tahap reporter, asisten produser, sekarang produser. Jadi apapun itu tahapnya. Saya tetap profesional aja gitu," tegasnya berapi-api.
Selanjutnya, saat disinggung apa yang membuat dirinya bahagia di dunia jurnalis? Andromeda mengatakan yang membuat dirinya bahagia adalah hidup damai dan rukun dengan rekan kerja, keluarga serta lingkungan.
"Hal itu yang membuat bahagia, rukun-rukun, damai, baik itu di dunia kerja, dengan keluarga, anak-anak semuanya, sekolahnya lancar. Itu sih yang membuat saya bahagia," kata Andromeda.
"Saya enggak, enggak terlalu muluk-muluk ya, maksudnya hidup enggak neko-neko. Menurut saya, sih tuh," pungkasnya.
- Sepintas soal Nama Andromeda Mercury
Nama Andromeda Mercury muncul karena sang ayah terobsesi dengan dunia astronomi, perpaduan antara galaksi dan planet.
Pria berdarah Palembang dan Salatiga, kelahiran 18 Mei 1988 ini adalah lulusan FISIP Universitas Padjadjaran.
Sejak duduk dibangku kuliah, Andro sudah menjadi penyiar berita di Program Jabar Dalam Berita TVRI Jawa Barat.
Semasa berkarir di tvOne, Andro sudah mewawancarai banyak tokoh nasional seperti Presiden Joko Widodo, Menhan Prabowo Subianto, Wapres KH Ma’ruf Amin, Sandiaga Uno, Luhut Binsar Panjaitan, Mahfud MD, Susi Pudjiastuti, dan sejumlah tokoh bangsa lainnya. (aag)
Load more