Jakarta, tvOnenews.com - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor sempat menghilang saat KPK OTT anak buahnya.
Namun, seusai insiden itu terjadi, Gus Muhdlor bersama ribuan masyarakat mendeklarasikan diri mendukung Prabowo-Gibran di Pondok Pesantren Bumi Sholawat di Desa Lebo, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis (2/2/2024) kemarin.
Deklarasi itu digelar di pondok pesantren yang diasuh KH Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali. Adapun Gus Muhdlor adalah putranya.
Selain Gus Muhdlor, hadir pula menantu Gus Ali yang juga Bupati Gresik, Fandy Ahmad Yani atau Gus Yani.
Padahal diketahui Gus Yani diantarkan ke kursi Gresik 1 oleh PDIP.
Dari pantauan di lapangan, Gus Muhdlor tampil pertama memimpin deklarasi, kemudian ditirukan ipar, adik, dan menantu.
Gus Muhdlor mengatakan, keputusannya mendukung Prabowo-Gibran karena pemerintahan saat ini sudah baik. Karena itu, keberlanjutan pembangunan perlu dilakukan.
"Diakui atau tidak Indonesia sudah di rel pembangunan yang baik, juga di Jawa Timur di rel yang baik. Maka yang dibutuhkan adalah kontinuitas pembangunan," ujar Gus Muhdlor Ali di hadapan ratusan ribu jemaah Pondok Pesantren Bumi Sholawat, dikutip Jumat, (2/2/2024).
Nah, yang bisa melanjutkan pembangunan menurut Gus Muhdlor adalah capres-cawapres yang didukung Jokowi, yakni Prabowo-Gibran.
"Pesan saya kepada ibu dan bapak sekalian setelah dari sini, kenapa harus memilih Prabowo? Jawabnya, 'Nderek Kiai. Kiai milih Pak Prabowo. Kedua, jangan ditanya lagi, Kiai milih Pak Prabowo," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur, Boedi Priyo Suprayitno, menyampaikan bahwa dukungan ke Prabowo-Gibran yang kian tebal di Jatim adalah pengaruh pilihan Khofifah Indar Parawansa yang mendukung paslon 02.
"Itu bukti aura kemenangan mutlak di Jatim untuk Prabowo-Gibran semakin nyata."
Kehadiran Gus Muhdlor ke acara deklarasi Prabowo-Gibran itu memantik sorotan masyarakat.
Selain karena ia adalah politikus PKB dan menduduki kursi Bupati Sidoarjo atas usungan PKB, deklarasi yang dihadirinya berlangsung di saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyidik kasus korupsi insentif ASN Rp2,7 miliar di BPPD Sidoarjo.
Kasus itu buah dari OTT yang dilakukan KPK beberapa waktu lalu. Penyidik KPK sudah menetapkan satu tersangka dalam kasus itu, yakni pejabat BPPD Sidoarjo berinisial SW.
KPK juga sudah menggeledah rumah dinas Bupati Sidoarjo Muhdlor Ali. Ia mengaku siap kooperatif jika diperlukan KPK untuk penyidikan kasus tersebut. (aag)
Load more