Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengatakan praktik hilirisasi saat ini sangat berbahaya dan berpotensi mengembalikan Indonesia ke zaman Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Hal ini dikarenakan, menurut eks Ketua Umum Partai Golkar ini hilirisasi sekarang memungkinkan untuk memberi kekayaan kepada pihak asing.
"Hilirisasi itu harus ya, tapi dengan praktiknya ini sangat berbahaya untuk negeri ini, kalau sekarang praktiknya ya," ujar dia, di Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).
"Ini bisa mengembalikan negeri ini ke zaman VOC, orang asing menggali kekayaan dengan buruh yang murah semua keuntungannya lari ke luar, tidak ke dalam, memiskinkan rakyat," sambung dia.
Sementara, diketahui cadangan nikel Indonesia dikabarkan hanya bersisa sekitar 15 tahun. Kemudian, JK khawatir jika ini dihabiskan maka bagaimana nasib masa depan generasi selanjutnya.
"Ini betul-betul sistemnya sangat merugikan," ungkap dia.
Sebagai informasi, penerimaan perpajakan tahun 2022 dari sektor hilirisasi nikel adalah Rp 17,96 triliun, atau naik sebesar 10,8x dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 1,66 triliun.
Untuk pendapatan PPh Badan tahun 2022 adalah Rp 7,36 triliun atau naik 21,6x dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 0,34 triliun.
"Cuman 1,5 persen (penghasilan pajak) dari apa yang dibanggakan itu, memperkaya negara lain dan memiskinkan kita," tegas dia.
Bahkan, JK membeberkan beberapa daerah di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, hingga Maluku Utara setiap tahunnya mengalami kemiskinan.
"Lihat data statistiknya, bukan tambah kaya tapi tambah miskin, negara ini hanya dapat dikit semuanya lari ke China, persis zaman VOC," tandas dia. (agr/ree)
Load more