Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia adalah negara demokrasi. Seperti negara-negara demokrasi modern lainnya di dunia maka Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan barometer yang selalu digunakan untuk mewujudkan nilai-nilai demokrasi. Demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan pada tahun ini, tepat tanggal 14 Februari 2024 Indonesia akan melaksanakan Pemilu. Pemilihan langsung. Vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan).
Dalam Pemilu, Partai Politik menjadi peserta Pemilu sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Partai Politik kemudian mengajukan nama-nama yang nantinya akan dipilih langsung oleh rakyat. Pada proses pemilihan ini, penting untuk memberikan perlindungan kepada hak-hak politik rakyat tanpa intervensi dan tekanan dari pihak manapun serta memberikan pencegahan terhadap isu-isu yang dapat mengancam terlaksananya Pemilu yang jujur, bersih dan adil.
Direktur Eksekutif Rumah Pilar Kemajuan, Robbi Syahrir saat ditemui oleh media mengajak kepada semua pihak agar bersama-sama menjaga stabilitas politik, hukum dan keamanan nasional.
"Saya berharap semua pihak mau bersama-sama menjaga stabilitas politik, hukum dan keamanan nasional, agar pada Pemilu kali ini tidak terjadi pembelahan di tengah-tengah masyarakat Indonesia seperti yang terjadi di 2019," katanya Kamis (8/2/2024).
Robbi Syahrir juga memberikan apresiasi kepada Polri yang mengaktifkan Operasi Nusantara Cooling System (NCS) menjelang pelaksanaan Pemilu 2024. NCS tersebut bertujuan untuk meminimalisir isu-isu provokatif berlatar belakang SARA, baik yang terjadi di tengah masyarakat maupun di ruang siber, dengan mengutamakan preemtif dan preventif. "Saya senang Polri memiliki kepekaan untuk mengantisipasi perpecahan dan konflik ditengah masyarakat," lanjutnya.
Selain sebagai negara demokrasi, Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum; keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi (salus populi suprema lex). Untuk menjamin keselamatan rakyat, potensi konflik-konflik yang ada harus dihindari dan/atau dicegah oleh semua. Rabbi menambahkan bahwa apa yang terjadi akhir-akhir ini, menuju satu minggu Pemilu 2024 harus disterilkan.
Termasuk gerakan atau suara-suara dari kampus akhir-akhir ini oleh para Dosen menurut Rabbi kurang bijak, sebab tentu kita semua menginginkan Pemilu yang bersih dan damai namun tidak membangun opini atau narasi yang justru bisa dimanfaatkan oleh pihak lain yang menjadikan gerakan tersebut sebagai alat, bahasa, pesan atau narasi provokasi yang bsia memecah masyarakat dan memperkeruh suasana.
"Kami menilai bahwa apa yang dilakukan dan dinarasikan oleh para civitas akademika dari berbagai kampus melalui konfrensi pers akhir-akhir ini berpotensi memicu konflik horizontal dan memperkeruh suasan menjelang Pemilu serta telah mencederai hidmat berdemokrasi. Sebagai akademisi mereka harusnya menjadi teladan, jadi jika ada pelanggaran terhadap penyalahgunaan kekuasaan silahkan melalui jalur-jalur yang konstitusional. Saya juga menghimbau agar Polri yang selama ini menjadi salah satu instrumen penting untuk menjaga stabilitas keamanan nasional agar mengawal ini lebih ketat. Dan bagi kita semua, mari kita sama-sama bijak dalam menanggapi isu-isu yang beredar di tengah masyarakat dan mari kita proses demokrasi agar berjalan dengan lancar, aman dan tertib," tutup Rabbi. (ebs)
Load more