Kemudian, 63,3 persen responden tidak tahu program makan siang dan susu gratis untuk anak dan 36,7 persen responden tahu program tersebut. Dari data responden tersebut, sekitar 57 persen setuju program tersebut dan 37 tidak setuju program tersebut.
Sementara itu, sekitar 42,9 persen tahu program kartu sakti sementara 57,1 persen tidak tahu program kartu sakti. Sekitar 72,3 persen setuju dengan program kartu sakti sementara 19,1 persen tidak setuju program kartu sakti.
Sebagai penanggap, analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam menilai bahwa data yang disampaikan oleh John memang berbeda dengan hasil survey lembaganya. Namun data John menguatkan bahwa pemilu tidak akan berjalan satu putaran.
"Ada satu persamaan bahwa pilpres ini terbuka lebar 2 putaran," Kata Imam menanggapi hasil survey.
Pertama, kesamaan data mereka adalah soal angka pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih mengambang (swing voters) masih di angka 28-29 persen. Imam yakin angka tersebut akan bergeser kepada penantang, yang kini diyakini publik adalah pasangan Ganjar-Mahfud maupun Anies-Muhaimin.
"Semua hari ini saya kira dua kandidat itu memposisikan diri sebagai penantang dari Prabowo Subianto. Dari banyak survey dirilis kemarin atau campaign 1 putaran sangat kencang tetapi berdasarkan data saya masih peluang 2 putaran lebih besar ketimbang 1 putaran," Kata Imam.
Kedua adalah soal kepuasan publik. Imam menyetujui temuan idninsight soal penurunan kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi. Temuan ini diyakini akan pararel dengan paslon yang didukung Jokowi. Saat ini, publik mempersepsikan Prabowo-Gibran sebagai capres yang didukung Jokowi. Meski tidak berkampanye, persepsi publik bahwa Jokowi mendukung Prabowo-Gibran cukup kuat. Hal itu berikhas kepada penurunan elektabilitas.
Load more