tvOnenews.com - Sebuah film dokumenter yang bertajuk ‘Dirty Vote’ muncul di hadapan publik dengan membawa dugaan fakta-fakta kecurangan pemilu 2024 yang mencengangkan.
Video yang berdurasi 1 jam 57 menit 22 detik ini merupakan film yang dipaparkan oleh tiga pakar hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Ditengah masa tenang Pemilu 2024, film ini muncul sontak mengguncang dunia politik Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik ternama, Rocky Gerung, memberikan pandangan kritis terhadap film ‘Dirty Vote’ ini.
“Dirty vote akan menjadi dasar pembenar untuk mengevaluasi Pemilu. Ada gangguan moral pada dua mantan wakil Presiden dan wakil presiden, yaitu Jusuf Kalla dan Ma’ruf Amin yang telah mengkritik namun masih sopan santun,” ungkap Rocky Gerung pada tayangan di YouTube Rocky Gerung Official.
“Kita menganggap bahwa (film ini) kesempatan kita untuk melihat tingkat kemarahan publik atau tingkat sinisme publik dengan menonton film Dirty Vote itu, yang dipersoalkan itu ‘Dirty Hand’ dari Presiden Jokowi,” sambungnya.
Rocky Gerung. (ANTARA)
Rocky Gerung menyebutkan seluruh rezim ini akhirnya akan disebut sebagai peralatan presiden atau kaki tangan presiden yang berupaya untuk menghalangi pemilihan.
Pada film tersebut, Rocky Gerung menyoroti kata ‘Dirty’ dengan memberikan tuduhan tangan kotor pada Presiden Jokowi yang memiliki pihak-pihak terkait, seperti Ketua Mahkamah Konstitusi dan Pratikno sebagai operatornya.
Jurnalis senior, Hersubeno Arief menyebutkan film ini bahkan sempat menjadi trending. Namun anehnya banyak orang yang mengaku kesulitan mengakses film tersebut.
Rupanya, ia menyebutkan banyak pihak yang berusaha melaporkan untuk menghilangkan film tersebut.
Akan tetapi, Rocky Gerung mengungkapkan biarpun video itu dilaporkan tapi efeknya banyak orang yang akan tetap mencari jejak digital itu.
“Enggak ada gunanya berupaya untuk menghilangkan jejak atau efek dari film itu yang memang efeknya luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan rakyat sudah tidak percaya dengan janji Jokowi. Ketidakpercayaan ini diberikan data, fakta, serta analisis pada film tersebut.
“Film ini sebetulnya adalah semacam wake-up call atau peringatan dini tentang potensi kecurangan dalam pemilu,” kata Rocky.
Meski demikian, dosen filsafat ini mengungkapkan bahwa film ‘Dirty Vote’ sudah menjadi fakta sejarah politik Indonesia bagi publik dan tidak mungkin dihilangkan, kecuali adanya klarifikasi dari istana. (kmr)
Load more