“Golkar memposisikan dirinya sebagai rumah baru pendukung Jokowi ini, menurut saya tidak asal ngomong karena Pak Airlangga Hartarto menjadi Menko Perekonomian. Di situ juga ada Pak Luhut yang menjadi Menko Marves. Jadi, di sektor ekonomi ini, Golkar yang all out untuk Pak Jokowi, dan publik bisa menerima serta melihat itu,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Golkar sudah sejak lama menempatkan posisinya sebagai pembela Jokowi yang tegak lurus.
“Dari awal tahun 2019, pendukung Pak Jokowi sampai sekarang satu-satunya tinggal Golkar. Itu yang selama ini digunakan sebagai penempatan oleh Golkar. Golkar Jokowi untuk Indonesia atau Jokowi Golkar. Makanya, ada banyak iklannya. Pendekatan itu menurut saya sangat efektif,” kata dia.
Kualitas Caleg
Tidak hanya dari faktor efek ekor jas, kekuatan kualitas caleg yang diusung Golkar juga memberikan pengaruh terhadap meningkatnya suara partai tersebut dalam hitung cepat.
“Caleg mereka terkenal sebagai tokoh-tokoh yang memiliki daya tarik di dapilnya masing-masing. Mereka juga saya dengar sangat aktif menggarap dapilnya sejak lama. Apalagi, Pak Airlangga sebagai ketum juga aktif dalam menjaga dan mendukung kinerja para caleg tersebut. Jadi, tidak heran apabila kenaikan suara Golkar signifikan,” kata dia.
Sementara itu, terkait pengaruh capres Prabowo Subianto pada kenaikan suara Golkar, Ipang menyebut pengusungan Prabowo dengan Gibran dalam Pilpres 2024, memberikan penambahan suara, namun jumlahnya tidak sebesar efek ekor jas.
Load more