Bangkok, tvonenews.com - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengadakan kunjungan kerja ke Thailand, pada Sabtu (17/2/2024) waktu setempat.
Usai lawatan itu, Menaker Ida mengatakan sempat membahas rencana kerja sama program pelatihan dan pemagangan tenaga kerja di kedua negara. Selain itu, Menaker juga mengatakan ada skema pertukaran tenaga kerja terampil antar dua negara.
Demikian disampaikan Menaker usai pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman.
Menaker Ida mengatakan, pertemuannya dengan Dubes Rachmat membahas mengenai rencana kerja sama program pelatihan dan pemagangan tenaga kerja di kedua negara.
"Saya melihat dari kerja sama Indonesia dan Thailand nantinya akan banyak peluang yang dihasilkan, seperti pengembangan program pelatihan bersama yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan," kata Menaker Ida.
Menaker menyebut, berbagai program pelatihan dan pemagangan yang dapat dilakukan oleh kedua negara seperti pelatihan untuk teknisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); ahli logistik; tenaga kesehatan dan program pelatihan bahasa Thailand bagi calon pekerja migran.
Pertukaran Tenaga Kerja
Pada kesempatan itu, Menaker juga menjelaskan program selanjutnya adalah adanya skema pertukaran tenaga kerja terampil melalui program magang bersertifikat atau program penempatan kerja; pemetaan kebutuhan tenaga kerja di Thailand dan potensi tenaga kerja terampil dari Indonesia; promosi program penempatan tenaga kerja yang aman bagi kedua negara; serta pentingnya perlindungan untuk pekerja Indonesia yang bekerja di Thailand.
"Saya sangat menghargai berbagai informasi dan wawasan mengenai kebutuhan akan tenaga kerja di Thailand,"ungkap Ida Fauziyah.
Menaker mengharapkan kerja sama bidang ketenagakerjaan antara Indonesia dengan Thailand dapat terus terjalin dan berkembang di masa depan. "Saya yakin kita mampu mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja yang terampil khususnya di kawasan Asia Tenggara," pungkasnya.
Merujuk pada data Kementerian Luar Negeri, saat ini terdapat dua kantor perwakilan Indonesia di Thailand.
Kantor perwakilan pertama merupakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok, dan yang kedua adalah Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Songkhla.
Pada tahun 2020, Indonesia membukukan ekspor dengan Thailand sebesar US$ 5,11 miliar. Nilai tersebut semakin jatuh 17,78% dibandingkan ekspor tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 6,22 miliar.
Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Thailand, ekspor dalam 10 tahun terakhir jumlahnya telah cukup banyak berkurang. Terendah ekspor Indonesia adalah US$ 5,11 miliar dan untuk ekspor tertinggi di angka US$ 6,82 miliar.
Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diekspor ke Thailand, 0,04 ribu produk bernilai lebih dari satu miliar dolar.
Selain itu menurut data Trademap, ke negara ini terdapat dua produk utama Indonesia yang diekspor setiap tahun. Artinya, ada ketergantungan cukup besar untuk produk-produk ekspor tersebut. Lainnya, sebagian besar produk merupakan ekspor produk yang juga banyak diekspor ke negara lain yang jumlahnya tercatat ada 0,09 ribu produk.
Lima produk utama yang diekspor Indonesia ke Thailand, diantaranya, Bahan bakar mineral. Kemudian di urutan kedua, ekspor Indonesia paling banyak adalah produk Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya.
Kemudian Ekspor Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler ke negara ini berada di urutan keempat. Selain itu , Indonesia juga tercatat banyak mengekspor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya ke Thailand.
Indonesia juga melakukan ekspor produk Tembaga dan artikelnya ke negara ini. Pada 2020, Indonesia tercatat melakukan ekspor sebanyak US$ 179,76 juta. (ito)
Load more