Jakarta, tvOnenews.com - Miris, sejumlah pejabat Komisaris di perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cukup banyak mengundurkan diri.
Hal ini lantaran ingin mengikuti kampanye di Pilpres 2024. Maka demikian, banyak kursi Komisaris yang kosong.
Bahkan ironinya, Kementerian BUMN mengaku hingga kini belum memiliki daftar nama calon penggantinya.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menegaskan, kedepannya Pemerintah akan mencari sosok-sosok penggantinya.
"Belum (ada penggantinya) anti kan diganti, ganti aja lah sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan," beber Arya di Kantor Kementerian BUMN, Senin (19/2/2024).
Terkait kualifikasi para calon Komisaris, Arya memastikan, yang terpenting sosok tersebut mengerti industri dari perusahaan pelat merah yang bersangkutan.
Sebagai contoh, Komisaris di PT Garuda Indonesia harus memahami industri aviasi.
Begitu juga Komisaris di PT Pertamina harus mengerti kinerja industri minyak dan gas.
"Ya minimal dia paham sama industrinya, itu satu. Di sisi lain yang sesuai kebutuhan juga. Misalnya ada yang kita butuh orang legal, butuh orang mana, gitu ya, orang technical, orang finance. Sesuai kebutuhan," imbuhnya.
Diketahui, cukup banyak nama-nama pejabat di jajaran Komisaris BUMN yang mengundurkan diri, demi mengikuti agenda kampanye politik.
Seperti Budiman Sudjatmiko (Komisaris Independen PTPN V), Arief Rosyid (Komisaris Bank Syariah Indonesia), Andi Gani Nena Wea (Presiden Komisaris PT PP), hingga Rosan Roeslani (Wakil Komisaris Utama PT Pertamina).
Kemudian yang paling akhir adalah Abdi Negara Nurdian alias Abdee Slank (Komisaris Telkom Indonesia), dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Komisaris Utama Pertamina).
Load more