"Cerita yang saya dapatkan ini dilakukan oleh sekelompok geng anak sekolah tersebut kepada adik kelasnya yang katanya dilakukan sebagai 'tes fisik' untuk masuk ke geng tersebut," tulisnya.
Sambungnya menjelaskan, kejadian tersebut bermula pada 2 Februari 2024, korban diikat di sebuah tiang. Korban kemudian mendapat perundungan dari senironya dengan cara dicekik, mendapat pukulan di bagian belakang tubuhnya menggunakan kayu hingga pemukulan di area perut.
"Tanggal 2 Februari korban dipiting, dicekik, diikat di tiang, ditendangin, diludahin bergantian, disundut pakai rokok badannya, dipukul pakai kayu dari belakang, dihajar perutnya dan ditonton banyak orang dan banyak lagi yang diceritakan oleh ibu dari korban ini," ungkapnya.
Perundungan yang terjadi pada korban kembali berlanjut pada 13 Februari. Korban kembali mengalami perundungan, dengan disundut menggunakan korek api.
"Tanggal 13 Februari sebelum pemilu, dihajar lagi dan tangannya dibakar pakai korek api yang dipanasin, dan kejadian ini divideokan (ibu korban telah memegang videonya sebagai bukti)," ucapnya.
Berdasarkan penuturan ibu korban, kata Teuku Zacky, genk tersebut akan kembali melakukan hal serupa pada Kamis (15/2/2024). Untungnya, hal tersebut bisa digagalkan setelah ibu korban bertindak.
Dijelaskan juga bahwa alasan korban tak mau melapor selama ini lantaran diancam. Pelaku disebut akan mengancam, jika korban melapor, adiknya akan mendapatkan perlakuan serupa bahkan lebih sadis lagi.
Load more