Suatu saat, tulis Prabowo, setelah konsolidasi lengkap satu Batalyon, kita ingin membuat suatu pesta untuk rakyat di kampung itu. Batalyon 328 kemudian mengundang kepala desa, kepala suku, dan tokoh-tokoh desa itu, dan rakyat desa itu, untuk makan bersama, dan melakukan tari-tarian rakyat setempat yang dikenal dengan nama Tebe-tebe.
Tentunya sebagai komandan, karena lapangan desa itu berada di tempat yang rendah, Prabowo harus amankan ketinggian-ketinggian di sekitar desa itu. Salah satu bukit yang menonjol dan menguasai medan harus diamankan.
Untuk itu, Prabowo perintahkan satu peleton di bawah Letnan ‘A’. Saya perintahkan Letnan tersebut “Untuk Peleton kamu supaya naik ke bukit yang di atas, yang saya tunjuk. Amankan bukit itu, amankan kita, supaya kita tidak diserang oleh musuh pada saat kita lakukan pesta.”
Selain Peleton itu, saya tempatkan juga Peleton lain mengitari tempat pesta rakyat. Tapi Peleton Letnan ‘A’ itulah di tempat yang paling kritis, karena berada di tempat yang paling tinggi.
Sesudah pesta rakyat selesai, Prabowo kembali ke posko melewati jalan setapak. Prabowo kemudian melewati satu tenda, Prabowo kmeudian melihat di dalam tenda tersebut ada Letnan ‘A’.
Prabowo kemudian bertanya, “bukankah saya perintahkan Anda untuk naik ke bukit yang di belakang itu untuk mengamankan pesta rakyat ini?” kemudian dijawab “sudah Pak, saya sudah perintahkan Peleton saya dan Peleton saya sekarang sudah ada di atas bukit tersebut.”
“Loh yang mimpin siapa?”
“Yang mimpin Bintara Peleton saya, Pak.”
Prabowo anggap ini suatu contoh leadership yang sangat tidak benar. Peleton dia sekitar 25 orang dia perintahkan di atas bukit di bawah pimpinan Bintara Peleton dia. Padahal dia adalah komandan Peletonnya.
"Komandan Peleton harus berada di tengah-tengah anak buah. Tidak bisa dia pimpin dari jarak 300 meter. Itu contoh yang sangat tidak benar. Saya anggap itu pelanggaran prinsip-prinsip/kaidah-kaidah kepemimpinan yang paling mendasar, tidak pantas bagi seorang lulusan Akademi Militer seperti itu," kata Prabowo.
Kemudian Prabowo mengatakan, “sini kasih senjatamu. Mulai sekarang, kamu bukan Komandan Peleton lagi. Bahkan lebih rendah dari prajurit biasa karena saya ambil senjatamu. Kamu di daerah operasi tanpa senjata berarti anggap saja kamu adalah Tenaga Bantuan Operasi (TBO).”
Load more