Mandailing Natal, Sumatera Utara - Lima Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara masih terisolasi akibat banjir sejak Jumat ( 17/12/2021). Warga terancam kelaparan karena tidak ada akses untuk distribusi logistik.
Hingga Minggu (19/12/2021), banjir masih merendam permukiman warga, bahkan di sejumlah kecamatan di hilir sungai Batang Gadis ketinggian air semakin tinggi.
Wilayah dengan kondisi terparah terjadi di Kecamatan Muara Batang Gadis dimana ketinggian air berkisar antara satu hingga tiga meter. Di Kecamatan tersebut terdapat empat desa yang tidak bisa diakses sama sekali karena dikepung banjir setinggi tiga meter.
Bupati Mandailing Natal Jafar Sukhairi Nasution mengaku sudah berupaya menerobos longsor dan banjir, namun tetap tidak bisa dijangkau.
"Benar warga kita ada yang terisolasi khusunya empat desa di daerah siulang Aling, tapi banjir masih tinggi, komunikasi juga sudah putus karena listrik padam disana. Pagi ini saya sudah komunikasi dengan Gubernur Sumatera Utara untuk memohon bantuan helikopter, memang disanggupi tapi terkendala cuaca ekstrim," keluh Jafar.
Sedangkan empat kecamatan lainnya yang terisolasi, Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Sinunukan dan Batahan saat ini bertahan dengan stok sembako yang ada di toko toko di ibu kota Kecamatan.
Jafar menambahkan pemerintah bersama TNI-POLRI akan terus berusaha menerobos banjir dan longsor sambil menunggu distribusi dari udara. "Jika hari ini cuaca membaik, logistik mungkin akan kita kirim melalui udara. Doa kanlah cuaca membaik sehingga saudara kita yang terisolasi bisa sedikit terbantu," kata dia.
Hingga hari ini data korban terdampak banjir belum sepenuhnya terhimpun BPBD karena jalur transportasi dan komunikasi dibeberapa desa terputus.
Kerugian akibat banjir dan longsor hingga saat ini diperkirakan mencapai lebib dari Rp107 Milyar. Kerugian terbesar akibat hanyutnya tiga jembatan, rumah dan areal pertanian. (Romulo Siregar/ito)
Load more