"Dia nulis-nulis, dia bawa buku. Tiba-tiba pelan-pelan si rektornya tahu-tahunya sudah duduk satu bangku sama dia (korban). Posisinya mendekat," ucap Amanda.
"Enggak lama kemudian dia sambil duduk nyatet-nyatet, tiba-tiba dia dicium sama rektor pipinya. Nah, langsung dia, 'Saya langsung berdiri mbak. Saya kaget dan saya sebenarnya inginnya saya ngamuk, ingin mukul, tapi saya masih sadar dan saya langsung ketakutan'," sambungnya.
Amanda memaparkan saat korban ingin meninggalkan ruangan, dirinya sempat diberikan perintah kembali untuk meneteskan obat mata kepada pelaku.
Namun, karena korban yang merasa trauma atas tindakan pelaku sebelumnya, maka dia tak berani mendekati dan berdiri agak jauh dari si rektor tersebut.
"Karena sudah kejadian tadi dicium, dia (korban) enggak berani dong dekat-dekat. Jadi rektor duduk, mbak RZ berdiri, tapi posisi mbak RZ ada di samping kanannya rektor sambil agak menjauh badannya membungkuk tapi agak jauh meneteskan obat tetes mata," tutur Amanda.
"Tapi secara tiba-tiba tangan kanannya rektor itu meremas payudaranya dia. Seperti itu. Menurut keterangannya korban begitu ceritanya," tandasnya.
Atas perbuatannya itu ETH dilaporkan oleh RZ atas dugaan pelecehan seksual. Laporan ini telah teregistrasi dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 12 Januari 2024.
Load more