Jakarta, tvOnenews.com - Polres Metro Jakarta Timur mengaku tengah melakukan proses penyelidikan terkait kabar organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mengendalikan kegiatan perayaan Isra Mi'raj bertajuk 'Metamorfoshow: It's Time to be One Ummah' di TMII pada 17 Februari 2024.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan pihaknya telah meminta keterangan pihak penyelenggara kegiatan tersebut.
"Sudah (dimintai keterangan)," kata Nicolas kepada awak media, Jakarta, Minggu (25/2/2024).
Nicolas menjelaskan dari keterangan pihak penyelenggara tak ditemui tanda-tanda gerakan HTI pada kegiatan tersebut.
Menurutnya pihak penyelenggara mengaku kegiatan yang berlangsung itu hanya bentuk perayaan Isra Mi'raj.
"Atribut ataupun simbol organisasi terlarang di Indonesia. Mereka meminta izin untuk melakukan kegiatan peringati Isra Mi'raj," katanya.
Kendati demikian, Nicolas menyebut saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait adanya campur tangan HTI yang mengendalikan kegiatan Metamorfoshow itu.
"Sampai sejauh ini masih dalam penyelidikan ya," jelasnya.
BNPT Cium Aroma Menyengat Kebangkitan Organisasi Terlarang HTI
Belakangan publik dihebohkan terkait organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang diduga kembali melakukan aktifitasnya.
Dugaan organisasi terlarang HTI yang kembali malkukan aktifitasnya didapati melalui unggahan video pada akun X perayaan Isra Mi'raj bertajuk 'Metamorfoshow: It's Time to be One Ummah' di TMII pada 17 Februari 2024.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun mengendus aroma menyeruak kembalinya HTI melalui sejumlah kegiatan masyarakat yang dikemas sedemikian rupa dalam menutupinya.
"Metamorfosa itu hanya perubahan fisik dan bentuk, tetapi tidak merubah subtansi. Begitulah HTI, juga sedang mengalami proses metamorfosa dari organisasi resmi menjadi gerakan dengan beragam nama, tetapi subtansi ideologi dan ajarannya sama," kata Direktur Deradikalisasi BNPT, Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
Nurwakhid menuturkan organisasi HTI terus tak mati begitu saja, melainkan berupaya mesiarkan paham ideologinya kembali ke khalayak.
Menurutnya organisasi HTI berupaya kembali eksis menyiarkan pemahamannya dengan mengemasnya melalui sejumlah kegiatan masyarakat dan keagamaan.
"Dugaan kuat itu terkait HTI, memang tidak mungkin mereka akan meminta izin dengan memakai atribut HTI, tetapi dari aspek subtansi kegiatan, penyelengara, dan pembicaranya terkait dengan HTI, makanya mereka berkedok acara Isra Mi'raj dengan subtansi tentang penegakan khilafah," jelasnya.
Di sisi lain, Nurwakhid menyorot pembubaran HTI pada tahun 2017 silam tak menjadi langkah konkret dalam menghentikan pemahaman dari ideologi organisasi terlarang itu.
Pasalnya, kata Nurwakhid organisasi terlarang itu kerap berkamuflase untuk tetap eksis menyebarkan paham ideologinya.
"Pembubaran HTI kan sebenarnya bukan solusi tuntas, selama ideologinya tidak bisa dilarang, organisasi ini bisa berkamuflase dalam bentuk gerakan, narasi dan organisasi non formal. Secara narasi, kelompok ini saat ini lebih memilih menggunakan kata one ummah sebagai kamuflase khilafah, itulah sebenarnya strategi metamorfosa," kata Nurwakhid.
"Sejak dulu saya menegaskan pentingnya pelarangan aspek penyebaran ideologinya yang bertentangan dengan dasar negara, selama ini belum dilakukan tugas kita tentu membentengi anak-anak muda dari virus ideologi HTI dalam berbagai bentuk nama organisasi dan kegiatan," sambungnya. (raa)
Load more