Bayuwangi, tvOnenews.com - Terungkap, detik-detik krnologis kematian santri Bayuwangi, Bintang Bilqis Maulana yang sedang berada di pesantren, Dusun Mayang, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Berdasarkan rentetan peristiwa yang dirangkum dari pemberiataan media massa, kejadian itu bermula pada hari Rabu (21/2/2024).
- Rabu yang Naas
Hari Rabu 21 Februari 2024 menjadi hari yang naas bagi seorang santri bernama Bintang Bilqis Maulana. Pasalnya, di hari itu, ia bakal disikat habis oleh dua (2) orang pelaku.
Saat berada di pesantren, Bintang didatangi dua (2) orang pelaku. Kedua pelaku meminta klarifikasi terhadap pelajar Mts Sunan Kalijogo tersebut, terkait keluhan korban pada orang tuanya tentang kondisi pesantren.
“Korban selalu mengeluh sama orang tuanya tidak kerasan di pondok dan minta dijemput untuk pulang,” cerita seorang sumber.
Karena kesal dengan jawaban korban, kedua pelaku akhirnya menganiaya korban tanpa bisa melakukan perlawanan.
“Beberapa saat kemudian, dua pelaku lain datang dan ikut menganiaya korban. Jadi total ada 4 orang yang melakukan kekerasan,” tutur sumber tersebut.
Aksi kekerasan oleh 4 orang tersangka kepada Bintang Bilqis Maulana baru terhenti, itu pun setelah remaja 14 tahun tersebut diselamatkan santri lainnya.
- Jalani Perawatan Medis
Seusai dianiaya, Bintang harus mendapakan perawatan medis. Namun sebelum mendapatkan perawatan medis, korban sempat menjalani perawatan di pondok.
Akan tetapi, karena kondisi korban tidak banyak berubah, korban akhirnya dirujuk ke RS Arga Husada Ngadiluweh, Jumat, 23 Februari 2024.
“Namun karena kondisi korban sudah melemah, nyawanya sudah tidak dapat tertolong saat mendapat perawatan medis,” ungkap sumber dari kepolisian.
- Bintang Tak Bernyawa Lagi
Berharap perawatan medis bisa menyembuhkan luka, namun upaya itu tak berhasil dan nyawa Bintang hilang akibat dari penganiayaan tersebut.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jasad korban dibawa kembali ke pondok untuk dilakukan perawatan jenasah.
“Setelah disucikan dan dikafani, jasad korban kemudian diantarkan ke rumah duka di Banyuwangi oleh 4 orang perwakilan pondok,” cerita sumber.
Jenasah Bintang pun tiba di rumah duka di Desa Kedunglembu, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, pada Sabtu dini hari 24 Februari 2024.
Duka yang mendalam, langsung dirasakan ibunda dan keluarga korban, sejak raungan ambulan pembawa jenasah memasuki jalan desa menuju rumah duka.
Tangis histeris pecah saat jenasah korban yang sudah terbungkus kain kafan diturunkan dari ambulans dan memasuki rumah duka.
“Kok ada darah? Saya meminta kain kafan dibuka namun sempat dilarang oleh perwakilan ponpes dengan alasan sudah disucikan,” keluh Suyanti, ibu kandung korban.
Alangkah terkejutnya keluarga saat mengetahui terdapat sejumlah luka lebam, bekas sundutan rokok, jeratan di leher serta patah hidung pada jasad korban.
“Ini tidak mungkin hanya karena jatuh di kamar mandi. Kami akhirnya memutuskan untuk lapor Polisi,” pungkas Suyanti dalam kedukaan.
Akhirnya kasus ini masuk ke ranah hukum dan berbuntut penangkapan pada 4 orang santri lain yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan dan penganiayaan pada Bintang Bilqis Maulana. (viva/aag)
Load more