Kepulauan Selayar, Sulsel - Setelah dirawat di lokasi pengungsian oleh tim medis Puskesmas Pasilambena selama tiga hari, seorang warga Desa Lembang Matene di pulau Kalao Toa meninggal dunia pada Minggu malam. Jenazah kemudian dimakamkan hari ini Senin (20/12/2021) di TPU Desa Lembang Matene, Kecamatan Pasilambena Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Tidak banyak yang ikut melayat dan ikut ke pemakaman karena sebagian besar warga desa masih berada dilokasi pengungsian. Dalam proses pemakaman hadi Pemerintah Kecamatan , TNI dan petugas Kepolisian yang bertugas di Kecamatan Pasilambena.
Daneg Manyallang (75) ikut mengungsi ke bukit Kalao Toa saat terjadi gempa magnitudo 7,4 pada Selasa (14/12/2020) lalu. Saat panik menyelamatkan diri, ia jatuh dari tangga rumah dan terhempas ke tanah.
Dalam kondisi kesakitan Daeng Manyallang terus berlari menuju ke lokasi yang tinggi untuk menyelamatkan diri karena seluruh warga saat itu panik diguncang gempa.
Setelah tiga hari di tempat pengunsian, penyakit asma yang diderita Daeng Manyallang kembali kambuh hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (19/12/2021) malam.
Camat Pasilambena, Patta Bau kepada tv.onenews.com menjelaskan bahwa Daeng Manyallang adalah warga Desa Lembang Matene yang meninggal karena penyakit asma. Dan membenarkan kalau ia termasuk korban gempa yang ikut mengungsi. "Data yang ada, rumah Daeng Manyallang juga rubuh diguncang gempa," jelas Patta Bau.
Sementara itu Kades Lembang Matene, Dedi Iskandar menjelaskan bahwa Daeng Manyallang terjatuh dari serambi rumah dan tertimpa tangga akibat guncangan gempa yang kuat Selasa lalu.
"Di lokasi pengungsian kondisi Daeng Manyallang semakin memburuk. Mau dirujuk ke RSUD di pusat kabupaten namun kondisi tidak memungkinan akhirnya dievakuasi ke rumah saudaranya. Namun kemudian nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia pada Minggu malam tadi," jelas Dedi Iskandar.
Info dari tenaga medis di Pasilambena yang diterima tvonenews.com, bekas jatuh terhempas menyebabkan ada memar pada rusuk sebelah kanan Daeng Manyallang dan selama di pengungsian dirawat oleh tim medis dari Puskesmas Pasilambena dilokasi pengungsian yang ada di bukit Kalao Toa.
Sebelumnya Daeng Manyallang adalah salah satu korban gempa yang direkomendasikan oleh dokter untuk dirujuk ke RSUD Selayar. Namun karena keluarganya masih trauma dan juga transportasi laut pada saat itu tidak ada sehingga korban tidak jadi dirujuk.
Pulau Kalao Toa yang berada di Kecamatan Pasilambena merupakan pulau terluar di Selayar Sulawesi Selatan. Di wilayah ini adalah daerah paling parah terdampak gempa magnitudo 7,4 Selasa lalu.
Di pulau Kalao Toa tercatat 6.405 jiwa dan seluruh warga di 4 desa mengungsi ke perbukitan Kalao Toa.
Data Badan Penaggulangan Bencana Daerah Selayar di Kecamatan Pasilambena, dampak gempa membuat 389 buah rumah warga dan fasilitas pemerintah rusak. Jalan dan pelabuhan juga rusak diguncang gempa.
Selain itu, gempa telah menyebabkan 99 orang warganya dirawat karena tertimpa material bangunan runtuh dan akibat jatuh terjatuh saat gempa. (Arsil Ihsan).
Load more