Bagas lantas menyinggung sosok almarhum Nurchokis Madjid sebagai cendikiawan Islam bukan hanya aset HMI, melainkan bangsa Indonesia.
"Cak Nur memberikan fondasi dan navigasi untuk HMI, bahwa HMI sebagai gerakan Intelektual yang berbasis keislaman keindonesia dan modernisme, yaitu perjuangan untuk terus menjadi organisasi yang berbasis pada kemajuan," jelasnya.
Dia mengingatkan, bahwa saat ini HMI telah memasuki tantangan zaman yang baru.
Menurutnya, zaman dahulu berjuang dengang mengangkat senjata, berperang ideologi dengan nilai-nikai Keindonesiaan.
"Kader (HMI) hari ini dihadapkan pada kompetisi bebas dan diharapkan mampu menciptakan peluang hingga pada tahun 2045 yang akan datang," tambahnya.
Bagas berharap HMI sebagai organsisasi Intelektual harus terus menjaga dan menjadi navigator peradaban,
"Kader HMI harus memiliki 5 knowledge dimension untuk bisa beradaptasi yaitu Dimensi Individu, dimensi organisasi, dimensi pengetahuan kedaerahan, dimensi ke Indonesiaan dan terakhir dimensi Isu Global," ujarnya.(lpk)
Load more