Jakarta, tvOnenews.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menanggapi soal ramainya seruan boikot kurma dari Israel menjelang bulan Ramadhan.
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, bahwa aksi boikot produk yang berasal dari Israel saja tidak cukup untuk dapat memberikan efek jera atau menghentikan serangan yang diluncurkan oleh zionis Israel terhadap rakyat Palestina.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Pemerintah Indonesia dan berbagai negara didunia harus melakukan langkah langkah lain yang lebih akurat untuk dapat menghentikan penindasan yang dilakukan tentara Israel.
"Saya dari dulu sampaikan boikot itu ada gunannya untuk cara menarik perhatian dari aktor-aktor yang terlibat. Tapi tentu itu tidak cukup, boikot saja tidak cukup," kata Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat.
"Kita sudah tahu bahwa Boikot atau seruan saja tidak cukup. Kita perlu lebih maka tadi kita mengimbau kepada pemerintah dan negara-negara, tidak cuma Indonesia tetapi seluruh dunia, untuk melakukan inisiatif yang lebih decisive (pasti) soal ini," sambungnya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga memberikan komentar soal ramainya seruan kurma dari israel tersebut.
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengungkapkan, bahwa seluruh produk yang berasal dari Israel haram untuk dibeli.
Pasalnya, tindakan yang dilakukan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina sudah melebihi batas. Bahkan tindakannya tersebut tidak menjunjung perikemanusiaan dan perikeadilan.
"Tidak hanya kurma, semua barang-barang yang dijual atau yang diproduksi dari Israel atau perusahaan yang mendukung Israel, itu haram hukumnya bagi kita untuk membeli," katanya kepada wartawan Rabu (6/3/2024). (aha/iwh)
Load more