Namun, rupanya saat itu dirinya masih baik-baik saja. Ketika bangun, ia langsung mendatangi kelompok yang mengeroyoknya dan kembali berkelahi.
Semuanya dimulai tahun 1999 ketika dirinya satu kos dengan pemuda bernama Muhammad Yusuf, seorang santri.
Meskipun saat itu Khoiruddin masih hidup dengan gemerlap dunia preman, Yusuf tak pernah menghakiminya.
Yusuf hanya mengingatkan Khoiruddin saat ia minum minuman keras, agar tetap menjaga kesehatannya.
"Kadang ia mengingatkan, jaga kesehatan jangan terus-terusan mabuk," kata dia.
Suatu hari, dirinya sedang mabuk tak jauh dari sosok Yusuf yang sedang shalat. Samar-samar ia mendengar doa yang dipanjatkan teman kosnya itu.
"Dalam kondisi mabuk, saya kok mendengar lantunan bismillahirrohmanirrohin. Hati saya bergetar bahagia. Apa ini?" kata Khoiruddin.
Load more