Jakarta, tvOnenews.com - Polisi menyebut penemuan jasad wanita berinisial BMJ (56) di gudang Kimia Farma dengan Kimia Farma tidak ada kaitannya.
Hal ini diungkapkan Kepala Kepolisian Resor Kota Samarinda Kombes Pol Ary Fadli.
Ary menyebut hasil penyelidikan terkini terkait penemuan jasad wanita di gudang itu menunjukkan tidak ada keterkaitannya antara jasad dengan Kimia Farma berdasarkan data pasien dan pengambilan obat.
Dia pun menceritakan kronologi kejadiannya. Kejadian bermula saat seorang wanita memasuki apotek dan menuju ruang racik obat sambil membawa kantong kresek hitam.
Saksi di lokasi mengira kantong kresek hitam tersebut berisi sampah. Saksi melihat wanita itu menuju ke taman belakang untuk mencuci tangan.
Ini juga berawal dari Rumah Sakit Jiwa Atma Husada dimana BMJ sedang menjalani kontrol dan pemeriksaan.
Setelah meminta minum dari suaminya, BMJ ditinggal sendirian sementara suaminya menunggu obat.
Ketika suaminya kembali, dia tidak menemukan istrinya dan upaya menghubungi melalui ponsel pun tidak berhasil.
"Kantong kresek yang ditemukan di musala berisi bungkus makanan kecil. Seorang petugas Kimia Farma yang ingin menggunakan toilet menemukan kantong tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Mengira itu adalah sampah," ungkap Ary dikutip Sabtu (23/3/2024).
Ary menerangkan jasad wanita di gudang Kimia Farma Jalan P. Hidayatullah memang ditemukan di bagian belakang gudang yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
"Kami telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan jenazah perempuan berinisial BMJ dengan barang bukti berupa ponsel dan dompet yang berisi uang Rp110 ribu," ujar Ary.
Gudang tempat penemuan jasad tidak terkunci dan dari hasil investigasi diketahui bahwa terdapat panggilan masuk di ponsel korban dari suami korban.
Enam saksi dari Kimia Farma telah diperiksa termasuk saksi yang pertama kali melihat korban memasuki apotek dan mengarahkannya ke ruang racik obat.
CCTV dari lokasi kejadian telah diamankan dan sedang dianalisis oleh laboratorium di Surabaya untuk memastikan tidak ada rekayasa dalam rekaman tersebut.
Kasus ini ditangani oleh Satgas Polresta Samarinda dengan koordinasi yang telah dilakukan bersama Kimia Farma.
Penyelidikan masih berlanjut dengan rencana prarekonstruksi untuk memahami kronologi peristiwa tersebut.
"Kami berkomitmen untuk mengungkap peristiwa ini secara terang benderang dan memberikan kepastian kepada pihak keluarga," tegas Ary.
Ary menyebut autopsi telah dilakukan dan pihaknya sedang menunggu hasil digital forensik untuk mengetahui penyebab kematian. (ant/nsi)
Load more