Jakarta, tvOnenews.com - Praktisi kesehatan masyarakat, Dokter Ngabila Salama mengatakan bahwa mengonsumsi jus jambu biji bisa membantu memulihkan demam berdarah dengue (DBD).
Namun, lanjut Ngabila, jus jambu biji tidak bisa dianggap menjadi obat utama DBD.
"Namun, ingat, ini bukan pengobatan utama DBD, hanya sedikit bermanfaat dan menjadi tambahan dari terapi utama yang diberikan dokter," ungkap Ngabila saat dihubungi di Jakarta, Jumat (29/3).
Penegasan itu disampaikan Ngabila seiring maraknya kasus DBD di Ibu Kota pada masa pancaroba ini.
Ngabila pun merinci beberapa manfaat jus jambu biji untuk menjaga kesehatan. Ngabila menjelaskan bahwa mengonsumsi jus jambu biji dapat memperkuat pertahanan tubuh terhadap DBD.
"Pertama, mengandung antioksidan untuk melawan peradangan atau inflamasi penyebab trombosit terus turun," kata Ngabila.
Kemudian, lanjut dia, jus jambu biji mengandung flavonoid jenis kuersetin yang bisa memperbanyak diri dalam tubuh sehingga dapat menghambat virus dengue.
"Sehingga trombosit tidak terus turun," ujar dia.
Selain itu, kata Ngabila, ekstrak daun jambu biji juga dapat menghambat pertumbuhan virus dengue dalam tubuh.
"Selain itu juga, mencegah perdarahan dengan meningkatkan jumlah trombosit 100.000 per mikroliter dalam waktu 16 jam," kata dia.
Ngabila pun mengimbau warga agar meminum jus buah murni, bukan jus buah dalam kemasan.
"Juga sebaiknya jangan konsumsi jus yang berkemasan, karena kadar gula dan pengawet yang kurang baik bagi tubuh," kata Ngabila.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan bahwa penyumbang kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak berdasarkan data terakhir, yaitu Jakarta Barat, dengan total kasus mencapai 716 disusul Jakarta Selatan.
"Sebenarnya DBD itu kasus endemi, setiap tahun ada kasusnya dengan pola yang relatif sama," kata Ani di Jakarta, Kamis (28/3), saat menggelar PSN 3M di Kelurahan Cipete Utara.
Menurut dia, sebenarnya dari lima kota dan satu kabupaten di DKI Jakarta rata-rata kasus DBD meningkat, baik itu di Jakarta Barat, Timur, Utara, Selatan, Pusat, maupun Kepulauan Seribu.
Akan tetapi kata Ani, daerah yang paling banyak penyebaran kasus DBD hingga 26 Maret 2024, yaitu Jakarta Barat dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus. (ant/dpi)
Load more