"Terlibat dalam aksi teror bagi mereka adalah bentuk ekspresi iman itu sendiri," kata Noor Huda.
Adapun konten-konten bermuatan radikalisme itu menargetkan sejumlah kelompok rentan, termasuk perempuan, remaja, dan anak-anak. "Kelompok rentan itu misalnya orang-orang yang sedang belajar Islam dan mereka yang memang sudah simpati dengan kelompok radikal," ujar Noor Huda.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris, menegaskan bahwa BNPT terus berupaya mencerdaskan masyarakat untuk menyaring dan menyikapi konten bermuatan radikalisme di dunia maya.
Terlebih sepanjang periode Juli 2023 hingga Maret 2024, terdapat 5.731 konten terkait radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di dunia maya. Karena itu, konten-konten tersebut harus mendapat perhatian serius lantaran berdampak besar pada kelompok rentan seperti perempuan, remaja, dan anak-anak.
"Konten radikal tidak boleh dibiarkan merasuk dan merusak pikiran masyarakat, teruama anak bangsa, yang hari ini menyasar perempuan, anak, dan remaja atau pemuda," kata Irfan Idris, Selasa (26/3/2024). (ebs)
Load more