Jakarta, tvOnenews.com - Cerita pilu dituturkan oleh anggota keluarga salah satu korban kecelakaan di Tol Jakarta Cikampek KM 58 yang menewaskan 12 orang.
Hingga Senin malam, baru dua orang korban meninggal yang benar-benar dapat dapat diidentifikasi jenazahnya.
Syarif menuturkan, adiknya adalah salah satu korban yang berada di mobil Gran Max.
Mobil tersebut adalah kendaraan travel yang mengangkut sejumlah pemudik yang akan pulang ke Ciamis.
Adik Syarif sendiri diketahui diketahui naik mobil travel tersebut sejak sehabis subuh dari Cileungsi, Jawa Barat.
"Awalnya adik saya pulang menggunakan travel dari Cileungsi bakda subuh, sekitar jam 05.15 berangkat," tutur Syarif kepada tim TvOne di RSUD Karawang.
Sambil berusaha tetap tegar, pria yang mengenakan peci hitam itu menceritakan awal mula ia dan keluarga mengetahui insiden tersebut.
Berawal dari sang istri yang melihat insiden kecelakaan maut tersebut dari video di Instagram, Syarif dan keluarganya langsung memiliki perasaan tidak enak.
Pasalnya, ciri-ciri mobil yang hancur dan terbakar di KM 58 tersebut memang mirip dengan mobil travel yang ditumpangi adiknya.
"Ada feeling nggak nyaman, akhirnya istri saya menghubungi adik saya dana tidak tersambung, berkali-kali tidak nyambung. Akhirnya langsung menghubungi yang punya travel di kampung," tuturnya.
Setelah melakukan konfirmasi ke pihak agen travel, Syarif akhirnya yakin bahwa kendaraan yang mengalami kecelakaan tersebut adalah mobil yang dutumpangi sang adik.
"Dihubungi drivernya ternyata tidak nyambung juga. Akhirnya kamu berperasangka positif juga bahwa yang kecelakaan itu adalah kendaraan yang ditumpangi oleh adik kami," ungkapnya pilu.
Mobil Gran Max dengan nomor polisi B 1365 BKT tersebut adalah kendaraan dari agen travel langganan keluarga Syarif sejak lama.
Ia mengaku bahwa agen travel tersebut telah beroperasi lama dan sering menggunakan jasa transportasi mereka untuk bepergian atau sekadar mengirim barang.
"Sebetulnya travel ini sudah lama, dari 10 tahun lalu kami sudah berlangganan," ungkapnya.
Diketahui, adik dari Syarif yang tidak disebutkan namanya tersebut memang akan mudik lebaran Idul Fitri ke Ciamis, Jawa Barat.
Korban yang merupakan seorang guru di sekolah swasta tersebut ingin merayakan momen lebaran dengan ibu dan keluarganya di kampung.
Alih-alih pulang dengan suka cita, kini sang adik justru harus menjadi salah satu korban dalam insiden maut tersebut.
"Adik saya kerja di Cileungsi sebagai guru di Sekolah Mutiara Islam, rencana mau mudik, qadarullah terjadi kecelakaan. Jadi ibu saya di kampung, di Ciamis," lanjut Syarif.
Saat ini, Syarif dan dan keluarga masih menunggu proses identifikasi jenazah.
Mengingat kondisi seluruh korban yang memprihatinkan akibat luka bakar sangat parah, petugas saat ini masih berupaya keras untuk terus melakukan identifikasi lebih lanjut.
"Kondisi jenazah memang mengkhawatirkan, jadi sulit diidentifikasi secara langsung. Jadi kami masih menunggu, katanya sih bisa minimal satu hari satu malam," terang Syarif.
Keluarga saat ini masih belum komunikasi dengan pihak travel dan ingin fokus pada pemulangan korban.
Setelah memperoleh kepastian, Syarif mengaku ibu dan keluarga besarnya saat ini tengah menunggu kepulangan korban di Ciamis.
"Keluarga di Ciamis juga sudah menunggu sekarang. Seketika proses identifikasi selesai, insyaallah akan langsung kami bawa ke Ciamis jenazahnya," tutupnya
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya telah turun langsung untuk menyampaikan bela sungkawa dan memberikan keterangan.
Kecelakaan maut yang mengakibatkan dua mobil terbakar dahsyat tersebut membuat polisi cukup kesulitan melakukan identifikasi.
Kecelakaan tersebut melibatkan Bus Primajasa nopol B-7655-TGD, Grand Max bernopol B-1635-BKT, dan Daihatsu Terios yang belum diketahui nomor polisinya,
Dari 12 korban jiwa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan, baru ada 2 jenazah yang benar-benar dapat dipastikan identitasnya.
"Untuk upaya selanjutnya adalah melakukan pemberian pelayanan dan proses antemortem yaitu pengambilan jenazah yang nanti akan diambil keluarga," kata Kapolri Listyo Sigit dalam keterangan pers.
Upaya post mortem dan ante mortem masih dilakukan tim forensik gabungan dari kepolisian.
Barang-barang milik korban yang bisa dijadikan petunjuk juga terus didalami.
"Sebelumnya kita harus melakukan pengecekan terkait dengan DNA ataupun juga mengecek dari properti yang ada sehingga kemudian nanti pada saat match bisa kita serahkan kepada keluarga korban."
"Jadi saat ini sedang berlangsung, sudah ada 4 keluarga yang saat ini sedang melaksanakan kegiatan antemortem dan sisanya tentunya sedang kami tunggu dan kami berupaya untuk segera menghubungi pihak keluarga korban," terang Kapolri. (rpi)
Load more