"Terkesan saya masa bodoh tapi sebenarnya saya sangat prihatin dengan adik-adik nakes ini. Memang saya tidak dilibatkan dalam persoalan ini," ungkap Heri Ngabut.
Dia lantas mengomentari pemberhentian secara massal para nakes yang bermula dari aksi mendatangi DPRD meskipun hanya sebatas 'curhat' tentang nasib mereka tapi kemudian Rapat Dengar Pendapat (RDP) dianggap sebagai demonstrasi.
"Demo itu cara rakyat mau berdiskusi dengan pemerintah. Demo sekalipun kan ujungnya tidak ada niat untuk menghancurkan. Apalagi ini mereka sekedar curhat dengan wakil rakyat. Omong pegawai ini karena ada hak yang diatur oleh negara disana. Nakes non ASN kita harus diperlakukan sama dengan ASN, apa yang menjadi hak mereka ya kita diskusi. Soal bagaimana proses lebih lanjutnya ada mekanismenya," ungkap Ngabut.
Heribertus Ngabut menceritakan dirinya berkali-kali menangani aksi demo selama menduduki sejumlah jabatan selama berkarir di dunia birokrasi.
"Orang datang demo itu juga beban dan pulang itu harus berganti dengan solusi. Itu sukacita buat dia. Jika tempo hari saya yang dipercayakan terima mereka pulang dengan bahagia sudah ada solusinya. Sama ketika ada demo guru-guru kita urus baik," ujarnya.
Desak Gaji 3 Bulan Dibayar
Wakil Bupati Ngabut tidak sependapat dengan sikap Bupati Nabit. Bahkan dia mendesak Dinas Kesehatan untuk membayar gaji nakes dari Januari, Februari dan Maret 2024 yang belum dibayarkan.
Load more